INDUSTRI OTOMOTIF : Pekerja Pabrik Ssangyong Korea Selatan Masih Mogok

Aksi mogok buruh meraja lela di perusahaan mobil Ssangyong Motor, Korea Selatan. Buruh sempat melemparkan bom api dari atas gedung pabrik ya...



Aksi mogok buruh meraja lela di perusahaan mobil Ssangyong Motor, Korea Selatan. Buruh sempat melemparkan bom api dari atas gedung pabrik yang mereka duduki ketika polisi dan sejumlah karyawan Ssangyong akan memindahkan barikade ke pabrik Ssangyong di Pyeongtaek, sekitar 70 kilometer selatan Seoul, Korsel.



Seoul, Senin - Ratusan polisi antihuru-hara menyemprotkan gas air mata dari helikopter ke ratusan pegawai pabrik mobil yang mogok, Senin (3/8). Hal itu terjadi setelah pembicaraan antara manajemen pabrik dan para pegawai yang mogok kerja menemui jalan buntu.

Televisi memperlihatkan, polisi dengan helm dan perisai bergerak semakin dekat ke bengkel pengecatan di pabrik mobil Ssangyong Motor di Pyeongtaek, sekitar 70 kilometer sebelah selatan ibu kota Seoul.

Pada Minggu, pembicaraan yang sudah berlangsung selama tiga hari antara manajer dan serikat buruh tidak dapat mencapai titik temu. Hal itu meningkatkan kekhawatiran perusahaan yang sedang terlilit utang itu dapat bangkrut.

”Hari ini polisi memperbanyak jumlah personel untuk berjaga-jaga di sekitar pabrik, jumlahnya 3.000 sampai 4.000 orang,” ujar juru bicara perusahaan, Cha Ki-ung, Senin.

Ratusan pekerja yang bersenjatakan pipa besi, katapel, dan thinner yang mudah terbakar menduduki pabrik sejak 21 Mei. Mereka memprotes pemangkasan tenaga kerja yang dirancang untuk menyelamatkan perusahaan milik China itu.

Polisi bergerak ke dalam pabrik pada 20 Juli dan menguasai beberapa bangunan, tetapi para pengunjuk rasa tetap menguasai bengkel pengecatan dan memasang barikade. Mereka juga menimbun benda-benda yang mudah terbakar di situ.

Sejauh ini tidak ada gesekan langsung, tetapi belasan orang sudah terluka karena pengunjuk rasa menembakkan mur dan baut dari katapel mereka. Manajemen pabrik telah menghentikan pasokan air dan listrik ke bengkel pengecatan mobil itu.

Kemarin, para pekerja dihujani gas air mata ketika polisi berusaha mendekat ke bengkel dan berupaya menghalau barikade yang dibuat sebelumnya.

Pada Februari, perusahaan itu berhasil mendapatkan pengamanan aset dari kreditor atas perintah pengadilan. Aset harus diamankan dari incaran kreditor setelah Shanghai Automotive Industri China melepaskan kontrol manajemen. Para manajer yang ditunjuk oleh pengadilan kemudian berupaya memperbaiki keadaan dengan cara mengurangi jumlah pekerja dan menghemat biaya.

Program tersebut mengharuskan ada 2.646 pekerja atau 36 persen dari total pekerja yang harus diberhentikan. Sekitar 1.670 pekerja mengambil pensiun dini, tetapi sisa dari pekerja yang harus diberhentikan mulai menduduki pabrik.

Pada Senin pagi, sekitar 600 pekerja anggota serikat buruh masih memenuhi bengkel pengecatan. Cha mengatakan, sekitar 100 di antaranya telah mundur.

”Akan ada yang mundur lagi karena mereka telah lelah dan tidak ingin pabrik ditutup,” ujar Cha.

Para kreditor telah mengancam akan mendorong pabrik yang merugi besar itu menuju kebangkrutan. Akan tetapi, serikat pekerja menolak adanya pemutusan hubungan kerja dan tuntutan apa pun atas kerusakan yang mereka timbulkan.

Merugi


Seperti pabrik otomotif lain yang merugi karena turunnya permintaan seiring dengan krisis global, Ssyangyong merugi 244 juta dollar AS. Perusahaan otomotif terkecil di Korea Selatan itu mengkhususkan diri memproduksi kendaraan sport dan sedan-sedan mewah.

Survei menunjukkan bahwa reputasi tenaga kerja Korsel yang sering mogok kerja telah membuat investor asing enggan berinvestasi di sana. Akan tetapi, beberapa serikat pekerja telah keluar dari Konfederasi Serikat Perdagangan Korea yang terkenal sangat militan.

Bulan lalu, beberapa anggota serikat pekerja perusahaan telekomunikasi besar Korea Selatan, KT, melakukan pemungutan suara untuk keluar dari payung serikat pekerja itu. Alasan mereka, serikat itu sudah tidak lagi memenuhi misi awalnya. Terlalu banyak kepentingan politis dan terlalu sering terjadi pertengkaran internal. Maret lalu, serikat pekerja dari unit General Motors AS telah sepakat memangkas tunjangan kesejahteraan mereka agar dapat meringankan beban perusahaan.

”Pemogokan di Ssangyong saat ini sudah menjadi isu politik, bukan lagi isu tenaga kerja,” ujar Kang Won-taek, seorang profesor ilmu politik pada Universitas Soongsil, Seoul.

Kang mengatakan, pemerintah yang konservatif harus bekerja cepat untuk mengakhiri pendudukan pabrik tersebut. Akan tetapi, dia mengatakan, saat-saat sekarang ini sangat genting. Pada Januari, pengusiran penduduk ilegal dari sebuah kawasan menimbulkan kematian empat petugas keamanan dan empat pemrotes. ”Jika keadaan seperti ini terulang, akan menjadi beban politis pemerintah,” ujar Kang. (AFP/AP/joe)


Sumber : http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/04/05170953/pekerja.pabrik.ssangyong.masih.mogok# Selasa, 4 Agustus 2009 | 05:17 WIB

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar dan jangan meninggalkan komentar spam.

emo-but-icon

Terbaru

Populer

Arsip Blog

item