Kata Sambutan Pesan Solidaritas Penggagas dan Pendiri Utama GSBI dalam Acara Pembukaan Kongres Nasional ke III GSBI

Kata Sambutan, "PESAN SOLIDARITAS UNTUK GSBI" Oleh; Bapak Arist Merdeka Sirait. Terimalah salam solidaritas saya untuk saha...

Kata Sambutan, "PESAN SOLIDARITAS UNTUK GSBI"



Oleh; Bapak Arist Merdeka Sirait.

Terimalah salam solidaritas saya untuk sahabat-sahabat kaum buruh di Indonesia, khususnya rekan-rekan yang tergabung dalam Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI), “MERDEKA!”……
GSBI…. Luar biasa!….

Saudara-saudaraku pengurus dan segenap anggota GSBI yang saya kasihi. Walaupun saya tidak bisa hadir secara fisik pada Kongres GSBI 2015 ditempat ini, tidaklah mengurangi rasa hormat saya kepada rekan-rekan kaum buruh, dan percayalah, bahwa semangat dan darah yang mengalir dalam tubuh saya adalah semangat jiwa untuk  dukungan solidaritas terhadap  perjuangan buruh melalui garis perjuangan GSBI.

Sebagai pendiri utama GSBI, adalah patut saya memberikan dukungan penuh dan dorongan agar GSBI semakin dimampukan untuk  menjalankan misi dan visinya sebagai Gerakan Serikat Buruh yang independen di Indonesia dan mengutamakan gerakan berbasis perubahan untuk tujuan peningkatan kesejahteraan bagi seluruh anggotanya. Garis perjuangan ini sesungguhnya yang menjadi fondasi gerakan GSBI yang dibangun melalui pendekatan politik, ekonomi, hukum dan sosial.

Bapak ibu saudara-saudaraku peserta Kongres GSBI dan hadirin yang saya hormati,… Kekuatan bargaining position GSBI antara  buruh dan majikan adalah yang patut terus diupayakan dan ditingkatkan agar mencapai tujuan perjuangan Serikat Buruh itu sendiri. Karena Serikat buruh yang kuat adalah serikat buruh yang mampu melakukan tawar menawar yang seimbang untuk tujuan memenangkan kepentingan kaum buruh diatas  kepentingan dunia usaha. Oleh karena itu, posisi buruh yang kuat adalah amat penting diwujudkan dalam bentuk  collective labour bargaining serta meningkatkan kemampuan lobbying mediasi.

Oleh sebab itulah, gagasan  Serikat Buruh harus dipimpin oleh dan dari buruh itu sendiri itulah cita-cita saya ketika meletakkan fondasi suatu gerakan buruh yang kuat dan mandiri. GSBI  adalah wujud nyata yang saya impikan sebagai  gerakan yang independen dan yang dipimpin oleh kaum buruh itu sendiri. Dengan demikian patut saya berikan apresiasi dan ucapan terima kasih saya kepada saudara Rudi HB Daman, Bandung Eko Saputra Alamarhum, Soebirin selaku Ketua GSBI periode pertama, saudari Emelia Yanti Mala, dan saudara Ismet Inoni serta rekan-rekan pengurus GSBI yang tidak bisa saya sebut satu persatu adalah merupakan pionir-pionir gerakan serikat buruh tanpa lelah yang tidak bisa saya lupakan karena ikut membesarkan kehadiran GSBI dalam  gerakan serikat buruh di Indonesia baik pada masa sulit di era pengekangan kebebasan berkumpul dan berserikat bagi kaum buruh di Indonesia ataupun pada masa sekarang.

Bapak Ibu, saudara-saudaraku dan hadirin peserta Kongres yang saya hormati,… Proses panjang berdirinya serikat Buruh independen ini, sesungguhnya diawali dari berbagai keprihatinan terhadap situasi perburuhan di Indonesia. Pengekangan terhadap Kebebasan berkumpul dan Berserikat, intervensi militer terhadap konflik dan perjuangan buruh, serta upah murah, adalah tiga issue yang menjadi alat dan motivasi kaum buruh untuk berjuang tanpa lelah walaupun terpaksa kehilangan pekerjaan bahkan sampai memakan korban siksa dan lalu mati, seperti apa yang dilakukan saudara kita almarhumah MARSINAH…ia mati untuk perjuangan mulia kaum buruh khususnya perjuangan kaum buruh perempuan di Indonesia.

Sekjend GSBI sedang membacakan  Pesan Solidaritas Penggagas dan Pendiri Utama GSBI 23/5/2015
Demikian juga dengan Kehadiran gerakan GSBI. Kehadirannya Tidak serta merta hadir begitu saja. Pengorganisasian dan membangun kesadaran buruh akan hak-haknya adalah sebagai kunci lahirnya GSBI.  Gerakan  serikat buruh ini dimulai dengan membangun kesadaran tentang kebebasan berserikat yang dilakukan melalui kelompok-kelompok pendidikan penyadaran buruh dikampung-kampung dan kontrakan kaum buruh di wilayah hukum Jabodetabek. Pendekatan lain juga dilakukan melalui strategi pendekatan gerakan seni dan budaya berupa pembentukan Teater Buruh Indonesia (TBI), membangun Kelompok Diskusi Perburuhan bersama mahasiswa, menciptakan dan memproduksi lagu-lagu perjuangan buruh, aksi buruh dan demontrasi damai, dan berbagai kegiatan termasuk membangun kerjasama  gerakan buruh international melalui pengiriman buruh melakukan orientasi gerakan Serikat Buuh ke beberapa Negara di Asia, Inggris, Australia dan beberapa negara di Eropa.

Almarhum Bandung Eko Saputro sebagai Sekjen periode pertama dari Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI) misalnya telah mendapat kesempatan belajar tentang gerakan Serikat buruh di Inggris, demikian juga saudara Emelia Yanti Mala selaku ketua Asosiasi Buruh Garmen (ABG) pada masa itu untuk membangun organisasi, melakukan kerjasama dengan gerakan buruh Garment di Eropa, Emelia Yanti Mala mendapat kesempatan untuk bergabung dengan gerakan buruh garment di beberapa Negara Eropa termasuk Negeri kincir Angin Belanda, Belgia dan Jerman. Bahkan untuk membangun solidaritas para pekerja garment di Asia dan Eropa saudara almarhum SUGIARTI buruh pabrik Garment PT. Great River dan aktivis Teater Buruh Indonesia (TBI) juga  mendapat kesempatan bergabung dalam gerakan kampanye Asia Eropa tentang  Kampanye “Pakaian Bersih” (Clean Cloth Campaign). Inilah perjalanan panjang lahirnya gerakan serikat buruh independen yang kita cintai ini…

AKHIRNYA, sebagai pendiri sekaligus penggagas utama lahirnya GSBI, saya berpesan  kepada seluruh pengurus dan anggota GSBI di seluruh Indonesia, jadikanlah garis perjuangan GSBI sebagai gerakan perubahan kaum buruh di Indonesia dan  tetaplah sebagai pelopor gerakan buruh independen dan pantang menyerah. “Bersatulah untuk perubahan Kaum Buruh” itulah pesan moral yang harus dijunjung tinggi semua pengurus dan anggota GSBI, dan jauhkan perpecahan, hargai perbedaan pendapat, hak asasi manusia dan bangunlah toleransi dan rasa damai dan non Diskriminasi dalam segala tindakan seperti logo GSBI yang ditandai dengan burung merpati,  berwarna biru dan putih yang menandakan bahwa garis perjuangan GSBI dibangun dengan mengedepankan garis perjuangan cinta damai dan anti kekerasan.

Sekali lagi saya sampaikan dengan hati yang tulus. bahwa semangat perjuangan untuk suatu perubahan adalah yang utama, yang selalu di perjuangkan  oleh kaum buruh di dunia termasuk Indonesia, secara khusus perjuangan kaum buruh yang bergabung dalam GSBI. Saya sebagai Pendiri dan penggagas utama GSBI percayalah bahwa hidup saya akan tetap dan terus bersama perjuangan saudara-saudaraku. Akhir kata saya ucapkan selamat ber-Kongres dan terimalah salam solidaritas dan doa saya untuk seluruh hasil Kongres GSBI 2015.

Jakarta 23 Mei 2015
Teriring Salam Solidaritas

Arist Merdeka Sirait.


Keterangan:
* Arist Merdeka Sirait, adalah Pendiri dan Penggagas Utama GSBI dan saat ini menjabat sebagai Ketua KOMNAS ANAK RI.

*Kata sambutan dan Pesan Solidaritas ini di bacakan oleh Emelia Yanti MD Siahaan, SH selaku Sekjend GSBI, di hadapan delegasi dan tamu undangan dalam acara pembukaan Kongres Nasional ke III GSBI pada 23 Mei 2015 di gedung Oryza Bulog Jakarta.

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar dan jangan meninggalkan komentar spam.

emo-but-icon

Terbaru

Populer

Arsip Blog

item