Merayakan IWD, GSBI Turun Kejalan bersama FPR

INFO GSBI-Jakarta. Tanggal 08 Maret merupakan moment penting bagi kebangkitan kaum perempuan, dimana pada abad 19 buruh perempuan bersatu...


INFO GSBI-Jakarta. Tanggal 08 Maret merupakan moment penting bagi kebangkitan kaum perempuan, dimana pada abad 19 buruh perempuan bersatu berjuang untuk kesetaraan atas upah, perbaikan kondisi kerja dan hak-hak kaum perempuan. GSBI Sebagai serikat yang memiliki angota mayoritas perempuan tentu menjadikan moment Internasional Women’s Day (IWD) sebagai bagian dari agenda menyuarakan hak-hak perempuan.

Kamis 08 Maret 2018, GSBI yang tergabung dalam aliansi Front Perjuangan Rakyat (FPR) bersama organisasi tani, mahasiswa seperti AGRA, FMN, LMND,GMNI, Seruni, Pembaru serta KabarBumi merayakan IWD dengan melakukan aksi kampanye massa.

Aksi yang diikuti sekitar 200an massa ini dimulai dari Kedubes AS yang diisi dengan orasi atas infansi AS ke beberapa Negara di Timur Tengah. Dalam Orasinya Hary Sandi Ame (sekretaris ILPS Indonesia ) menyatakan bahwa FPR mengecam tindakan infansi AS kenegara-negara timur tengah, karena perang agresi yang dilancarkan AS akan berakibat penderitaan bagi rakyat terkhusus bagi wanita dan anak-anak.

Bukan hanya dengan isu persoalan buruh dipabrik, aksi ini juga menyuarakan persoalan rakyat perkotaan khusunya warga Kapuk Poglar-Jakarta Barat dimana sekitar 600 jiwa terancam digusur tempat tinggalnya karena tanah yang mereka tempati diklaim oleh Polda Metro Jaya.

Kemeterian Perempuan dan anak adalah menjadi sasaran aksi yang setiap tahun disambangi massa FPR, aksi kali ini masih tetap dengan tuntutan yang sama dimana Dewi Wulandari dalam orasinya meminta menteri perempuan dan anak menunjukan kinerja yang nyata atas persoalan perempuan dipabrik.

Sesuai dengan tema aksi kali ini yaitu “ Perkuat persatuan Kaum Perempuan Bersama Rakyat Tertindas Untuk Memajukan Perjuangan Melawan Diskriminasi dan  Tindakan Fasis Jokowi, titik pusat aksi dilaksankan di Depan Istana Negara dimana seluruh pimpinan organisasi menyampaikan orasi politiknya atas kebijakan-kebijakan Jokowi-JK yang semakin fasis serta semakin menyengsarkan rakyat.

Selain orasi-orasi politik aksi juga menampilkan lagu-lagu progresip dari Mineral7 band serta tarian One Bilion Rissing yang adalah tarian symbol dari perlawanan atas kekerasan dan pelecehan seksual yang dialami perempuan, aksi diakhiri dengan pembacaan pernyataan sikap dari seluruh pimpinan organisasi yang terlibat yang di Pimpin oleh Sekretaris FPR Sympati Dimas.(kom-gsbi2018)#

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar dan jangan meninggalkan komentar spam.

emo-but-icon

Terbaru

Populer

Arsip Blog

item