Gaji Belum Naik, Pekerja Terus Mogok

johannesburg, selasa - Protes menuntut kenaikan gaji pekerja perkotaan Afrika Selatan berlanjut hingga memasuki hari kedua, Se...

johannesburg, selasa - Protes menuntut kenaikan gaji pekerja perkotaan Afrika Selatan berlanjut hingga memasuki hari kedua, Selasa (28/7). Puluhan ribu pekerja yang tergabung dalam Serikat Pekerja Perkotaan Afrika Selatan bertekad tetap memprotes hingga tuntutan dipenuhi, yakni kenaikan gaji 15 persen.


Sedikitnya 30 pekerja ditahan, Senin, karena menjarah toko-toko, mengganggu publik pengguna jalan, dan membuang sampah di jalanan. Selain itu, ada 12 pekerja yang terluka akibat tembakan peluru karet aparat kepolisian yang gencar membubarkan aksi protes para pekerja itu.


Dalam pernyataan tertulis dari Menteri Tenaga Kerja Membathisi Mdladlana disebutkan, perilaku pemrotes justru menodai niat dan hak para pekerja untuk mogok. ”Protes yang seharusnya dapat berlangsung damai menjadi kacau karena para pekerja. Hal ini justru memicu kekacauan dan kerusuhan, seperti menjarah toko, mengganggu para pengguna jalan dan pedagang kaki lima, serta membuang sampah secara sembarangan di jalanan,” sebut Mdladlana.


Akibat aksi mogok kerja dan protes itu , angkutan umum, klinik, perpustakaan, taman kota, dan kantor pemerintah tutup. Sampah yang dibuang di sejumlah ruas jalan itu disebutkan untuk memancing perhatian dan kepedulian masyarakat serta pemerintah terhadap nasib para pekerja.


Puluhan ribu pekerja memulai mogok kerja pada Senin lalu. Mereka menuntut kenaikan gaji menyusul terjadinya resesi pertama di Afsel sejak 1992. Sebelumnya, pekerja menerima penawaran kenaikan gaji 11,5 persen, tetapi tawaran itu langsung ditolak Serikat Pekerja Perkotaan Afsel (SAMWU) dan Serikat Independen Perkotaan dan Aliansi Perdagangan (IMATU) yang mewakili 150.000 pekerja.


Tawaran baru


Sekretaris Jenderal SAMWU Mthandeki Nhlapo mengatakan, pihaknya akan mempertimbangkan penawaran baru. Keputusan SAMWU terhadap penawaran itu akan diberikan pada Rabu mendatang. Jika tawaran itu diterima, mogok kerja akan dihentikan. Kenaikan gaji tersebut dinilai lumrah mengingat lonjakan inflasi dan melambungnya harga barang-barang kebutuhan pokok.


Meski inflasi sudah turun dari 13,7 persen (tahun lalu) menjadi 8,0 persen, para pekerja mengaku tetap kesulitan memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Sekitar 43 persen dari jumlah penduduk Afsel harus hidup dengan pendapatan kurang dari 2 dollar AS (sekitar Rp 20.000) per hari.


Mogok pekerja ini akan mempersulit posisi Presiden Afsel Jacob Zuma yang dianggap semakin sulit memenuhi janjinya untuk memperbaiki taraf hidup rakyat.


Para pengamat menilai, mogok kerja yang berkepanjangan akan memperparah perekonomian dan pasar-pasar finansial Afsel. ”Peristiwa seperti ini akan membuat investor semakin menyadari adanya risiko politik,” kata pengamat pasar di IDEAglobal, Alvise Marino. (REUTERS/AFP/LUK)


http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/29/03433959/gaji.belum.naik.pekerja.terus.mogok

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar dan jangan meninggalkan komentar spam.

emo-but-icon

Terbaru

Populer

Arsip Blog

item