ILPS INDONESIA : LAWAN PENJARAHAN, PENINDASAN DAN PERANG IMPERIALIS

Lawan penjarahan, penindasan dan perang agresi imperialis   Hentikan perampasan upah tanah dan kerja “Krisis dalam sistem kapitalis duni...

Lawan penjarahan, penindasan dan perang agresi imperialis  
Hentikan perampasan upah tanah dan kerja

“Krisis dalam sistem kapitalis dunia telah mengakibatkan depresi berkepanjangan, bahkan sebanding dengan great depression yang pernah terjadi diera 30an. Hal ini telah memicu kebangkitan kekuatan fasis dan agresi militer diberbagai negeri oleh imperialisme. Di Indonesia, kebangkitan fasisme ini semakin nyata, dimana rejim yang berkuasa selalu menjawab aspirasi demokratis gerakan massa dengan tindakan kekerasan. Menjadi sebuah keharusan dan hal mendesak bagi gerakan massa demokratis untuk mengintensifkan perjuangan melawan imperialisme dan seluruh rejim reaksioner diberbagai negeri. Ini adalah satu-satunya jalan untuk mewujudkan kebebasan yang lebih besar, demokrasi, keadilan sosial, kesempatan kerja, kehidupan yang lebih baik dan perdamaian dunia”, terang Rudi HB Daman, ketua International League of Peoples Struggle (ILPS) Indonesia.

Statemen tersebut diangkat dalam diskusi terbatas di Jakarta (14/10) yang diselenggarakan oleh ILPS-Indonesia dalam rangka mempersiapkan sebuah kampanye internasional yang diberi tema Global Day of Action : Againts Imperialist Plunder Repression and War. Kampanye ini akan dilakukan secara serentak diseluruh penjuru dunia. Sedikitnya, 80 negara sudah menyatakan diri akan menggelar aksi bersama pada hari sabtu, 15 Oktober 2011 sebagai ungkapan protes terhadap imperialisme pimpinan Amerika Serikat (AS) yang telah menyebabkan krisis berkepanjangan di seluruh dunia.

Rudi menambahkan, “Saat ini rakyat harus bersatu untuk membuat sebuah perubahan global, bersama-sama dengan berbagai kekuatan yang mendukung demokrasi dan garis anti imperialisme. Kita harus melakukan protes serta menolak penjarahan imperialis, berbagai tindakan represi oleh negara serta menuntut untuk segera diakhirinya segala bentuk penindasan dalam rangka membawa kehidupan yang jauh lebih baik bagi rakyat”.

Dalam diskusi ini juga terungkap bagaimana imperialisme melalui kebijakan neo-liberal mereka dengan serakah menghancurkan kondisi sosial dan lingkungan alam, melakukan eksploitasi tak terkendali untuk mendapatkan keuntungan yang berlimpah. Dipelopori oleh oligarki keuangan internasional, kaum borjuasi monopoli telah menghancurkan kehidupan rakyat pekerja diberbagai negeri.

Contoh paling actual adalah tewasnya Petrus Ayamiseba, seorang buruh PT. Freeport Indonesia dalam aksi mogok massal yang mereka lakukan untuk menuntut kesetaraan dan kenaikan upah demi perbaikan hidup mereka. Bukan kenaikan upah yang didapatkan, namun tuntutan tersebut dijawab dengan peluru tajam polisi yang berujung pada kematian buruh pabrik emas dan tembaga milik imperialisme AS. Hal serupa juga mesti dialami oleh 53 orang buruh di Pabrik Nestle yang harus menerima PHK dari perusahaan karena melakukan perjuangan untuk menuntut kenaikan upah. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa imperialism adalah penyebab terjadinya krisis dan kehancuran bagi kaum pekerja di berbagai negeri.

Dalam penutup diskusi tersebut Rudi menegaskan, “Bahwa pada 15 Oktober 2011 ILPS-Indonesia bersama dengan 80 negara diberbagai negara akan menggelar aksi serentak sebagai tanda perlawanan rakyat terhadap imperialisme. Di Indonesia, aksi akan diselenggarakan didepan gedung kedutaan besar Amerika Serikat sebagai symbol dominasi imperialisme dinegeri ini. ILPS-Indonesia menuntut dihentikannya perang dan intervensi imperialisme pimpinan AS diberbagai negara, menuntut dihentikannya intervensi AS atas Indonesia dalam berbagai aspek, politik, ekonomi, kebudayaan dan militer, serta menuntut dihentikannya perampokan kekayaan sumber daya alam Indonesia oleh imperialisme yang berakibat pada kesengsaraan rakyat Indonesia”.   ##

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar dan jangan meninggalkan komentar spam.

emo-but-icon

Terbaru

Populer

Arsip Blog

item