Pesan Hari Buruh Internasional (May Day) 2015

Cita-cita perjuangan klas buruh adalah melenyapkan kepemilikan pribadi atas modal dan alat produksi untuk melenyapkan penghisapan kerja upah...

Cita-cita perjuangan klas buruh adalah melenyapkan kepemilikan pribadi atas modal dan alat produksi untuk melenyapkan penghisapan kerja upahan dan membangun masyarakat tanpa penindasan manusia atas manusia.

Dalam periode kapitalisme yang tertinggi dan terakhir yaitu kapitalisme monopoli atau imperialisme sejak 1870 dan sempurna di awal abad 20, yang menjadikan ketimpangan di berbagai negeri dan menjadikan mayoritas negeri di dunia terbelakang sebagai negeri jajahan dan setengah jajahan bersandarkan sistem pra kapitalisme yaitu feodalisme. Untuk terus melayani kepentingan akan bahan mentah murah, penguasaan atas pasar, profit dari buruh murah melimpah ruah dan laba super dari investasi modal asing. Ini semua untuk tetap melangsungkan dominasi imperialisme di dunia. Hal ini sampai detik ini tidak ada yang berubah.

 Situasi ini hanya akan menjadikan krisis berkepanjangan dan beban derita berlipat ganda bagi negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan seperti Indonesia. Dimana imperialisme selalu menjadikan negeri seperti Indonesia sebagai tempat melemparkan beban krisis akut di tubuhnya. Hal ini telah menjadikan negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan menjadi mata rantai terlemah imperialisme dan sekaligus padang membara yang siap melahap imperalisme yang sekarat dan membusuk itu lebih cepat menuju liang lahatnya, melalui perjuangan klas buruh dan rakyat yang sengit dan tajam.

 Tapi dalam zaman imperialisme, ketidak seimbangan dalam perkembangan di setiap negeri, telah menjadikan bukan hanya klas buruh yang tertindas, tapi seluruh bangsa dan rakyat pekerja di luar klas buruh (kaum tani & borjuasi kecil) bahkan borjuasi menengah di negeri-negeri jugaa mengalami tindasan.

Memperkuat dominasi imperialisme, berarti memperkuat kekuasaan boneka imperialisme di negeri jajahan dan setengah jajahan melalui kediktatoran borjuasi besar komprador, tuan tanah besar dan kapitalis birokrat. Hingga adalah sebuah ilusi bagi klas buruh dan rakyat berharap ada perubahan sejati dan mendasar dari kekuasaan di negeri-negeri terbelakang, tak terkecuali Indonesia. Dan imperialisme AS adalah komandan utama atas ini semua.

Inilah yang menjadikan klas buruh memiliki slogan perjuangan solidaritas internasional "bersatulah bangsa dan rakyat sedunia melawan imperialisme pimpinan AS dan kaki tangannya di berbagai negeri".

Bagi klas buruh di Indonesia yang minoritas jumlahnya, eksploitasi yang dialami akar persoalannya karena ketiadaan Industrialisasi Nasional yang akan membuka jalan bagi cita-cita utama klas buruh. Ketiadaan industrialisasi nasional diakibatkan problem monopoli tanah dan sumber-sumber kekayaan alam (SDA) yang di kuasai dan di abdikan untuk melayani imperialisme. Jawaban untuk ini hanyalah dengan land reform sejati. Hingga problem tanah dan land reform sejati adalah bagian dari perjuangan klas buruh dan seluruh rakyat Indonesia. Atas dasar itu, klas buruh harus menjadikan kaum tani sebagai sekutu terpercaya dan rakyat tertindas lainnya dalam perjuangan dalam melawan imperialisme dan kaki tangannya di Indonesia.

Hanya klas buruh yang memiliki kesanggupan untuk itu, karena klas buruh adalah klas yang paling maju di dalam masyarakat. Disebut klas yang paling maju karena tujuan perjuangannya untuk kepentingan umum (kepemilikan sosial atas alat produksi). Bukan borjuasi yang berjuang untuk kepentingan pribadinya. Klas buruh memiliki kolektivitas dan disiplin yang tinggi. Karena perubahan adalah karya massa (kolektiv) dan disiplin adalah syarat untuk berkembang maju.

Apalagi dengan jumlah klas buruh yang kecil, menarik persekutuan dengan kaum tani dan persatuan dengan rakyat tertindas lainnya adalah keharusan agar klas buruh tidak diisolasi oleh imperialisme dan kaki tangannya, hingga mampu menunaikan tugas sejarahnya untuk tatanan dunia baru tanpa penindasan klas dan perdamaian abadi.

Klas buruh di Indonesia tidak bisa membebaskan dirinya jika tidak membebaskan seluruh bangsa dan rakyat Indonesia. Tanpa membebaskan kaum tani, borjuaso kecil bahkan borjuasi menengah, klas buruh akan tetap terbelenggu. Tanpa berjuang untuk land reform sejati, tidak akan ada industrialisasi nasional bagi kesejahteraan buruh. Tanpa itu pula, tidak ada demokrasi sejati dan kemerdekaan sepenuhnya di negeri ini. Tanpa itu klas buruh tidak bisa menghancurkan dominasi imperialisme AS.

Klas buruh Indonesia harus menjadikan setiap aksi buruh hingga pemogokan buruh sebagai bagian dari perjungam rakyat Indonesia. Harus menggorganisasikan buruh di pabrik, kawasan industri hingga tingkat nasional dan masyarakat perkampungan sekitarnya. Harus mendukung dan aktiv dalam setiap perjuangan rakyat. Meluangkan waktu untuk berintegrasi dengan kaum tani, hingga memberikan solidaritas atas perjuangan anti imperialisme dari bangsa dan rakyat di negeri-negeri lainnya. Hanya dengan itu klas buruh sanggup untuk menjadi teladan sebagai klas pemimpin perubahan dan pemersatu rakyat.

Di bawah kekuasaan Jokowi-JK saat ini yang penuh ilusi dan manipulasi. Klas buruh tidak cukup berjuang di tingkat pabrik, tapi harus aktiv dalam perjuangan bersama seluruh rakyat untuk kepentingan buruh dan rakyat, tindakan anti demokrasi dan fasis serta menentang kedigdayaan imperialisme AS di bawah Jokowi-JK.

Kehidupan klas buruh Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi-JK, tidak malah memberikan perubahan yang siknifikan. Namun, penghidupan klas buruh semakin sulit dan berat akibat dilahirkannya dan masih dipertahankannya berbagai kebijakan yang anti terhadap kesejahteraan klas buruh. Kebijakan mulai dari politik upah murah dan perampasan upah, PHK, penangguhan upah, Outsourcing dan kerja kontrak, hingga ajuan kenaikan upah minimum 2 tahun bahkan 5 tahuan sekali (RPP Pengupahan) dan iuran pensiun (RPP Pensiun) yang akan semakin merampas dan memotong upah buruh yang minim. Sedangkan yang membuat klas buruh semakin menjerit di bawah rejim Jokowi-JK, juga diakibatkan semakin mahalnya beban hidup yang berbanding terbalik dengan upah yang semakin minim. Kenaikan BBM, GAS, TDL, kebutuhan pokok, semakin menyusahkan kehidupan klas buruh dan keluarganya.

Sementara kondisi klas buruh ke depan akan semakin sulit. Pembangunan nasional yang masih menyandarkan pada investasi asing dan Utang Luar Negeri (ULN) oleh pemerintahan Jokowi-JK, akan semakin menjauhkan rakyat atas cita-cita kesejahteraan, keadilan, kedaulatan dan kemandirian bangsa atas jalan Reforma Agraria sejati dan Industri nasional. Jika itu semakin dijauhkan oleh pemerintah Jokowi JK dan hanya berpihak pada imperialisme, borjuasi besar komprador dan tuan tanah besar, maka dapat dipastikan hak-hak dasar buruh akan senantiasa terus dirampas.

Itulah sebabnya dalam Hari Buruh Internasional (May Day) kali ini kita menyerukan sikap dan tuntutan klas buruh adalah "Perkuat persatuan buruh dan seluruh rakyat tertindas Indonesia untuk melawan kebijakan rezim Jokowi -JK yang anti demokrasi dan anti rakyat”. Selamat Hari Buruh Internasional, Jayalah Perjuangan Klas Buruh Indonesia.

Salam Hormat

Dewan Pimpinan Pusat
Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI)

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar dan jangan meninggalkan komentar spam.

emo-but-icon

Terbaru

Populer

Arsip Blog

item