Pidato Ketua DPD GSBI Sumatera Utara Untuk Peringatan Hari Jadi ke 22 Tahun GSBI

Pidato DPD. GSBI Sumatera Utara Dalam Rangka Ulang Tahun GSBI ke-22. 21 Maret 2021 Disampaikan oleh: Bung Ahmadsyah (Eben), Ketua DPD GSBI S...


Pidato DPD. GSBI Sumatera Utara Dalam Rangka Ulang Tahun GSBI ke-22.

21 Maret 2021

Disampaikan oleh: Bung Ahmadsyah (Eben), Ketua DPD GSBI Sumatera Utara


Sebagai bagian dari GSBI nasional, Kami, segenap pimpinan, para aktivis dan anggota GSBI Sumatera Utara bangga dengan ulang Tahun GSBI ke-22, pada 21 Maret 2021. Di tengah banyak serikat buruh tradisional terus mengalami kemerosotan politik dan organisasional, GSBI sanggup bertahan dan terus berkembang dengan karakter serikat buruh sejatinya. Juga tidak sedikit pimpinan dan aktivis buruh mengakhiri perjuangannya dan berpindah haluan sejak Gerakan Demokratis Rakyat Mei 1998, menjadi pengabdi kapitalis besar komprador, pengabdi tuan tanah besar, menjadikan dirinya sebagai kapitalis birokrat di Indonesia.

Tetapi pimpinan dan anggota GSBI memilih tetap berjuang, bahkan terus berjuang dengan keras dari pada era sebelumnya, menangani berbagai kelemahan politik dan organisasional, merangkum pengalaman individual dan kolektif para aktivis dan perjuangan klas dalam pabrik, menjadikannya sebagai pedoman perjuangan klas yang tajam dan sengit di masa yang akan datang. 

Sumatera Utara dan secara keseluruhan di pulau Sumatera adalah korban dari ketimpangan kebijakan industrial negara setengah jajahan Indonesia dan imperialisme. Meskipun Sumatera memproduksi komoditas pertanian seperti karet, sawit, kayu, tebu, kelapa, tembakau, kopi, merica, panili dan aneka komoditas lainnya sejak zaman VOC, Kolonial Belanda, akan tetapi kondisi manufaktur sangat buruk dan memalukan. Jumlah kaum tani yang telah menjadi korban perampasan tanah untuk perluasan perkebunan besar setengah feodal di seluruh Sumatra demi meningkatkan produksi bahan mentah sangat tidak sebanding dengan jumlah pabrik yang didirikan untuk mengolah hasil pertanian. Juga sangat tidak sebanding dengan jumlah kaum buruh yang bisa bekerja. Alhasil tani miskin dan buruh tani, korban perampasan tanah tersebut harus bepergian dari satu daerah ke daerah lainnya untuk mencari pekerjaan baru, mencari tanah baru hingga ke daerah pegunungan, dan menjadi bagian dari kelompok kriminal tertentu. Parahnya, sebagian besar yang pergi dari Sumatera Utara, dari daerah Langkat, Asahan, Labuan Batu, Deli Serdang, adalah orang-orang Jawa yang telah berdiam layaknya penduduk asli yang berharap ada perbaikan hidup. Ada yang telah berada di Sumatera sejak zaman Belanda, ada pula karena program transmigrasi. Dan sekarang mereka dengan teerpaksa karena keadaan harus “trans” lagi ke Riau, Jambi, Lampung, sumatra barat. Ke mana pun ada harapan untuk hidup.

Minyak bumi pertama di Indonesia dieksploitasi kolonial hingga era kekuasaan pemerintah boneka saat ini ada di sumatera. Merata di seluruh propinsi. Demikian pula dengan batubara, baik Ombilin maupun Bukit Asam. Timah di Bangka, Emas hampir di seluruh daerah. 

Itulah kenapa rel kereta api pertama dan paling tua yang dibangun oleh kolonial di luar pulau Jawa ada di Sumatera. Pembangunannya serentak dengan pembangunan pelabuhan-pelabuhan laut internasional, Teluk Bayur, Belawan, Panjang, Bagan Siapi-api, Batam dan Bintan. Dulu di era penebangan kayu jalur sungai cukup sebagai sarana transportasi. Sebelum ada sawit, keperluan jalan darat tidak mendesak. Akan tetapi setelah perkebunan besar sawit milik tuan tanah mulai dibangun, jalan darat dibangun agar Tandan Buah Segar (TBS) sawit cepat sampai pabrik, tidak membusuk. Sungai sangat rusak, ikan tidak ada lagi, pelayaran terhenti, sungai-sungai besar berair keruh sepanjang tahun. 

Karena itu kami tidak heran, juga bukan sesuatu yang asing bagi kami dan seluruh rakyat Sumatera ketika Presiden Joko widodo membangun kembali Jalan Tol dan Pelabuhan di Sumatera, mengirim para transmigran dan menciptakan Food Estates. Bagi kami kaum buruh dan rakyat Sumatera, khususnya Sumatera Utara seperti Film Hitam Putih Kolonial dan Suharto yang diputar ulang kembali! Jelas pembangunan ini dilakukan untuk dan dengan tujuan yang sama, melayani ekspor komoditas pertanian dan tambang yang lebih besar lagi. Dan kami kaum buruh, juga kaum tani se-Sumatera mendapatkan pahitnya saja!

Di hari ulang tahun GSBI ini, kami formasi GSBI di Sumatera Utara dan seluruh Sumatra berusaha bangkit dan mengorganisasikan diri sebaik mungkin kembali-kami sadar salah-satu hadiah terbaik bagi rakyat khususnya kaum buruh adalah lahirnya, kuat dan membesarnya Serikat Buruh Sejati bersisian dengan gerakan tani yang setia berjuang untuk industri nasional berbasiskan pada land reform sejati di pedesaan.

Di setiap area perkebunan besar sawit setengah feodal di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Bengkulu dan sekarang Sumatera Barat eksis Pabrik Kelapa Sawit penghasil Minyak Sawit Mentah (Crude Palm Oil-CPO). Riau adalah tempat PKS-CPO terbesar di Indonesia, diikuti Sumatera Utara dan Palembang-Jambi. Kami berharap, kemampuan teori gerakan buruh sejati yang kami miliki terus berkembang agar dapat melahirkan serikat buruh sejati bagi mereka dan memberi semangat bagi tani miskin dan buruh tani berjuang bersisian. Pabrik Olahan Karet-hingga Michelin ada di sini, pabrik bubur kertas dan kertas, pabrik gula, pabrik turunan CPO dan perikanan, dan tidak ketinggalan pertambangan besar yang dikontrol langsung imperialis dan negara adalah target pengorganisasian utama GSBI Sumatera Utara dan Sumatera secara keseluruhan.

Untuk dapat menjalankan rencana ini semua, kami memerlukan pimpinan dan aktivis demokratis nasional yang besar serta militan yang lahir dari kaum buruh sendiri dengan bantuan kaum intelektual demokratis dari perkotaan. Kami yakin tugas ini bisa kami emban. Kami berharap pada ulang tahun berikutnya, kami bisa memberikan kado terbaik mengubah wajah sumatera, menjadi tanah kebanggaan-tanah pengharapan baru, tanah perjuangan klas bagi kaum buruh dan kaum tani dengan dukungan kaum intelektual terpercaya. 

Semangat terus seluruh pimpinan GSBI pusat dan daerah beserta seluruh anggota di seluruh pabrik di Indonesia. Mari bersatu secara politik dan organisasional lebih kuat lagi agar kita bisa memperluas GSBI di pabrik-pabrik strategis nasional, membangun federasi yang besar dan kuat serta konfederasi atau Vak Sentral dengan satu tujuan memajukan kesadaran dan kemampuan berjuang kaum buruh untuk MEMBANGUN INDUSTRI NASIONAL berbasis pada LAND REFORM SEJATI !!!

Selamat ulang tahun ke-22

Jayalah GSBI

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar dan jangan meninggalkan komentar spam.

emo-but-icon

Terbaru

Populer

Arsip Blog

item