Pernyataan Sikap GSBI: Solidaritas untuk Rakyat Iran, Hentikan Agresi di Iran

Pernyataan Sikap  Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) Nomor: PS.00040/DPP.GSBI/JKT/VI/2025   Serangan Zionis Israel dan Imperialsime AS ...


Pernyataan Sikap Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI)
Nomor: PS.00040/DPP.GSBI/JKT/VI/2025
 
Serangan Zionis Israel dan Imperialsime AS ke Iran adalah tindakan Agresi, Provokasi dan Terorisme Negara!
Hentikan Agresi Imperialisme AS-Zionis Israel di Iran!
Buruh Indonesia Bersama Rakyat Palestina dan Iran, Mengutuk dan Menolak Perang Agresi AS-Zionis di Timur Tengah!


Salam Domokrasi Nasional!!
Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) bergabung dan berdiri tegak dengan seluruh dunia dalam mengutuk dan mengecam serangan teroris yang dilakukan oleh Zionis Israel dan Imperialis AS terhadap rakyat Iran yang merdeka dan berdaulat.

Dengan alasan untuk menghapus ancaman nuklir yang di anggap semakin mendesak dari Iran rezim teror Zionis Israel melancarkan serangan udara besar-besaran sepihak terhadap Republik Islam Iran. Dan hari ini, 22 Juni, dalam upaya terbuka untuk meningkatkan kekerasan di wilayah tersebut, Donald Trump dan kekaisaran teroris Amerika menyusul Zionis Israel melakukan serangan pengeboman tiga lokasi di Iran yang diduga “nuklir” di Fardow, Natanz, dan Esfahan.

Presiden Trump bahkan telah mengancam rakyat Iran lebih jauh bahwa "serangan di masa mendatang akan jauh lebih besar dan lebih mudah" dan bahwa "...akan ada tragedi bagi Iran, jauh lebih besar daripada yang telah kita saksikan selama delapan hari terakhir" jika Iran tidak tunduk pada tuntutan Amerika dan menghentikan perlawanannya terhadap terorisme Amerika.

Padahal Amerika Serikat dan Iran tanggal 13 Juni 2025 lalu sedang berada di meja perundingan untuk membicarakan masalah program nuklir Iran. Pada hari yang sama, negara Zionis Israel, senjata pemusnah massal AS di kawasan itu, melancarkan serangan terhadap Iran untuk mengatur runtuhnya perundingan.

Israel adalah satu-satunya entitas di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir dukungan AS, sehingga program nuklir Iran merupakan ancaman bagi monopoli nya, dan menghalangi kapasitas negara Zionis untuk menyerang musuh-musuhnya tanpa hukuman - sementara Iran secara konsisten mempertahankan bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan sipil. Lebih jauh, ini adalah upaya yang jelas untuk mengamankan agenda dan kepentingan kekaisaran Amerika Serikat di kawasan tersebut terutama di tengah menguatnya dukungan bagi Poros Perlawanan.

Amerika Serikat (AS) sudah lama ingin menguasai Timur Tengah (Asia Barat) karena kaya minyak, gas dan sumber daya alam lain yang berlimpah. Usaha ini terwujud namun ada beberapa negara yang protektif terhadap kedaulatan dan sumber daya alam (SDA) yang dimilikinya, sehingga menolak bekerjasama dengan AS secara ekonomi dan militer seperti Iran, Iraq, Libya, Mesir dan yang lain. AS berhasil menumbangkan pemerintah di negara-negara tersebut, dan mengganti dengan penguasa-penguasa yang mau tunduk pada kepentingan, dominasi dan intervensi  AS, kecuali Iran. Untuk melanjutkan Upaya-nya AS bekerjasama dengan pemerintah Israel dengan memberi bantuan militer (pasokan senjata dan militer), keuangan dan obat-obatan selama berpuluh-puluh tahun. Kedua negara ini sama-sama berambisi menguasai Palestina dan seluruh kawasan Timur Tengah untuk kepentingannya.

⁠⁠Jadi Iran di serang sesungguhnya karena merupakan negara terkuat yang menentang keras ekspansionisme genosida entitas Zionis dan penghalang utama kepentingan AS untuk sepenuhnya mendominasi Timur Tengah atau Asia Barat. Hal lain yang menjadikan Iran sebagai target serangan karena Iran menegaskan kemerdekaannya dari - dan penolakannya terhadap - rencana imperialisme AS di kawasan ini, serta dukungannya yang teguh dan nyata atas kemerdekaan bangsa Palestina dari tindasan dan penjajahan Zionis Israel beserta sekutunya.

Pencipta malapetaka dunia saat ini jelas adalah imperialisme fasis AS-Israel, dimana telah berulang kali dengan berbagai skema melakukan provokasi, intervensi, agresi dllnya, seperti perang agresi Irak (2003) yang didalangi AS melalui presiden George W. Bush yang menuduh Irak mempunyai senjata pemusnah massal. Namun, hingga porak-porandanya Irak, kerusakan berat insfrastruktur dan ratusan ribu nyawa rakyat Irak tewas, hingga kini tuduhan tersebut tidak pernah terbukti.

Bagi Indonesia, sebagai negeri yang segala sesuatunya masih bergantung dari impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya termasuk industri, ekskalasi perang agresi yang dilancarkan AS-Israel yang terus meningkat di kawasan Timur Tengah, sudah tentu akan memberikan dampak yang serius. Terganggunya rantai distribusi-produksi internasional seperti minyak, barang komoditi, dll, akan menyebabkan naiknya harga-harga komoditi didalam negeri yang diperoleh dari impor. Terlebih, Indonesia masih mengimpor hampir satu juta barel minyak per hari. Hal ini akan menjadikan tekanan yang sangat signifikan terhadap APBN hingga menyebabkan nilai kurs rupiah yang merosot jauh kehilangan nilainya, menciptakan inflasi, terganggunya jalur distribusi logistik akan membuat stagnasi pengiriman barang komoditi ke luar negeri.

Klas buruh Indonesia yang lahir dari rahim sistem kapitalis monopoli dunia telah lama mengalami tindasan dan penipuan kapitalis untuk mendatangkan super profit bagi negeri-negeri imperialis. Upah murah, tidak adanya kepastian kerja, kontrak jangka pendek, pengabaian kesehatan, keselamatan kerja dan jaminan sosial, beban kerja yang berlipat-ganda, perampasan hak-hak buruh lainnya adalah sumber datangnya super profit bagi para imperialis. Sudah lebih dari satu abad ini dialami oleh klas buruh Indonesia.

Dengan dampak perang, upah buruh dapat dipastikan akan semakin tertekan hingga kehilangan nilainya, meski hanya untuk memenuhi kebutuhan minimum, karena harga-harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan tanpa diiringi dengan kenaikan upah buruh. Seiring dengan itu, akibat stagnasi jalur distribusi internasional akan melahirkan penumpukkan barang komoditi ekspor di dalam negeri yang akan mengancam lahirnya kolaps-gulung tikar, sebagai dampak dari industri yang berorientasi ekspor, hingga gelombang PHK akan semakin tak terbendung. 

Penderitaan rakyat Iran-Palestina merupakan penderitaan yang sama bagi kaum buruh Indonesia. Untuk itu kita harus terus bersatu dengan rakyat Iran dan bersolidaritas penuh dalam perlawanan Palestina untuk kemerdekaanya dan perlawanan regional Timur Tengah dan global melawan perang agresi AS-Zionis Israel yang berpotensi terus meluas di berbagai kawasan. Serangan terhadap Iran hanyalah awal, dan lebih banyak lagi yang akan datang kedepannya.

Di kawasan Asia-Pasifik, AS telah menempatkan pangkalan-pangkalan militer-nya dengan skema Island Chain atau Rantai Pulau, yang disiapkan untuk memulai kembali provokasi untuk lahirnya perang langsung ataupun tidak langsung (proxy) dengan pesaingnya yaitu Tiongkok (Cina). Indonesia sendiri diskemakan menjadi bagian dari Rantai Pulau Kedua dalam strategi militer imperialis AS ini. Hal ini sangat berpotensi akan menjadikan Indonesia sebagai pelayan untuk memenuhi kebutuhan militer dalam mengucilkan Tiongkok (Cina) di kawasan ini, termasuk dalam segi memobilisai pangan maupun militer sebagaimana hubunganya dengan program ketahanan pangannya Prabowo-Gibran dan perjanjian Defender Coopertion Arrangment (DCA) antara Indonesia-AS.

Krisis kapitalis monopoli global (imperialisme) mengharuskannya untuk terus-menerus menggambar dan menggambar ulang batas-batas teritorial, melakukan pendudukan, dan menindas rakyat dunia dalam rangka mempertahankan dominasinya di kawasan-kawasan global dan terus melakukan penjarahan sumber daya. Itulah sebabnya Amerika Serikat melancarkan perang terhadap rakyat dunia.

Dan selalu kaum buruh, perempuan, dan anak-anak yang menanggung beban terberat perang. Yang hancur akibat perang bukan hanya infrastruktur, tetapi juga hak untuk bekerja, jaminan sosial, dan kehidupan yang bermartabat. Maka serangan imperialis AS-Zionis Israel tidak hanya menghancurkan Gaza-Palestina dan Iran, tetapi juga menargetkan buruh, kapasitas produktif, dan solidaritas sosial di seluruh kawasan.

Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) dengan tegas menyatakan, mengutuk, dan menolak perang agresi AS-Israel yang dilancarkan kepada Negeri berdaulat Republik Islam Iran, serta mendukung penuh rakyat Iran dan Palestina mempertahankan diri dari perang agresi AS-Zionis Israel.

Serangan Zionis Israel dan AS terhadap Iran adalah tindakan agresi, pelanggaran atas kedaulatan bangsa yang Merdeka, pelanggaran atas hukum Internasional dan piagam PBB.
Mari bergandengan tangan dalam solidaritas untuk membelejeti serta menentang perang agresi AS-Zionis Israel yang akan menyeret dunia ke dalam perang dunia multipolar antara kekuatan bersenjata nuklir, yang merupakan ancaman paling berbahaya bagi dunia.

Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) menegaskan kembali bahwa imperialisme Ameriak Serikat (AS) tetap menjadi ancaman nomor satu untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi bagi masyarakat dunia. Untuk itu Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) menyerukan kepada semua kaum buruh, semua serikat pekerja-serikat buruh dan semua rakyat Indonesia dan dunia yang tertindas dan dieksploitasi untuk bersatu di belakang rakyat Iran, Lebanon, Palestina, dan semua negara merdeka yang berjuang melawan imperialisme AS dan Zionisme. Bersatu di bawah panji anti-imperialisme dan serang musuh-musuh rakyat dunia dan tempa jalan menuju perdamaian yang adil dan abadi.

Demikian pernyataan sikap GSBI ini dibuat dan disampaikan.

Bersatulah klass buruh Indonesia !
Hancurkan Imperialisme !!
Akhiri Zionisme !
Tolak Perang Agresi Imperialis AS-Zionis Israel terhadap Iran !
Mari Bersatu dan Berjuang untuk Perdamaian yang Adil dan Abadi!
 
 
Jakarta, 22 Juni 2025

Hormat Kami,
DEWAN PIMPINAN PUSAT
GABUNGAN SERIKAT BURUH INDONESIA (DPP. GSBI)

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar dan jangan meninggalkan komentar spam.

emo-but-icon

Terbaru

Populer

Arsip Blog

item