GSBI : Untuk Kawasan Asia Timur yang Berdaulat, Lawan dan Hentikan Dominasi dan Intervensi Imperialis AS di Asia Timur

Untuk Kawasan Asia Timur yang Berdaulat, Lawan dan Hentikan Dominasi dan Intervensi Imperialis AS di Asia Timur Hentikan Segala Bentuk Pe...


Untuk Kawasan Asia Timur yang Berdaulat,
Lawan dan Hentikan Dominasi dan Intervensi Imperialis AS di Asia Timur
Hentikan Segala Bentuk Perampasan Upah, Perampasan Tanah, Perampasan Kerja, Perampasan Uang Rakyat, Perampasan Sumber-sumber Bahan Baku dan Kekayaan Alam Indonesia



Tentang KTT ASEAN dan KTT Asia Timur

Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur atau sering disingkat EAS (East Asia Summit) adalah suatu forum yang diadakan setiap tahun oleh para pemimpin enam belas negara di wilayah Asia Timur. Pertemuan ini diadakan setelah pertemuan tahunan para pemimpin ASEAN dan diikuti oleh kesepuluh negara ASEAN ditambah Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru. EAS pertama kali diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 14 Desember 2005. East Asia Summit (EAS) merupakan forum yang dikembangkan dari ASEAN+3 yang merekomendasikan adanya pembangunan East Asia Community menuju kawasan yang makmur dan stabil (Towards an East Asian Community: Region of Peace, Prosperity, and Progress) pada tahun 2001. Pembangunan komunitas Asia Timur ini dilakukan dengan pendekatan yang memperkuat forum ASEAN+3 dan patner regional yang penting. ASEAN+3 tetap menjadi forum utama dengan fokus integritas dan perluasan. EAS pun diselenggarakan dengan adanya 3 syarat partisipasi. Pertama, negara partisipan harus menandatangani ASEAN Treaty of Amity and Cooperation (TAC). Kedua, partisipan haruslah patner dialog formal ASEAN. Ketiga, negara partisipan haruslah mempunyai hubungan kerjasama substansif dengan ASEAN.

Beberapa negara anggota dari KTT Asia Timur memiliki posisi yang sangat strategis di setiap sub wilayah benua, seperti Indonesia yang sangat strategis di Asia tenggara, Cina di Asia Timur, India di Asia Selatan dan Australia yang merupakan subwilayah penting di benua Australia. Tiga Negara tersebut merupakan penyumbang populasi penduduk terbesar Kawasan Asia Timur yang memiliki populasi (2,5 miliar) atau menyumbang sepertiga dari penduduk dunia. Selain itu kawasan ini menyimpan potensi luar biasa secara ekonomi, dengan kekuatan 1/3 PDB Dunia (16 Trilyun USD) atau kurang lebih seperempat dari ekonomi dunia. Sementara India merupakan Negara terbesar di bagian Asia selatan dengan jumlah penduduk lebih dari 1,1 milyar jiwa, memiliki luas wilayah lebih dari 3,2 juta km2 dengan PDB peringkat empat dunia.

Sedangkan Asia Tenggara sendiri adalah merupakan sebuah sub-wilayah yang sangat Strategis dalam menghubungkan dengan Asia Timur. Memiliki sembilan persen dari populasi dunia dan lebih dari lima persen dari PDB global. Demikian halnya dengan Australia merupakan satu satunya Negara yang paling menonjol di benua Australia, memiliki jumlah penduduk dan luas daratan terbesar dan terluas di benua tersebut. Keterhubungan empat kawasan tersebut secara letak geografis sangat strategis, sehingga akan lebih mudah dalam meningkatkan kerjasama ekonomi. Komposisi keanggotaan EAS yang begitu penting dalam ekonomi dunia, sehingga tidaklah mengherankan kemudian Amerika Serikat semakin agresif dalam melakukan dominasi dan memegang kendali atas EAS.

KTT ASEAN ke-19 yang akan di selenggarakan di Bali dijadwalkan berlangsung pada 17 November 2011. ASEAN Plus Three (Jepang, China dan Korea Selatan) juga akan diselenggarakan pada hari berikutnya pada 18 November. Sedangkan KTT Asia Timur yang ke-6 akan dihadiri oleh para pemimpin ASEAN serta Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Rusia, dan Amerika Serikat, kegiatan tersebut dijadwalkan berlangsung pada 19 November 2011.

Di sela-sela ketiga kegiatan besar tersebut akan di adakan KTT ASEAN-AS ke-3 untuk membahas kerja sama ASEAN-AS di kawasan Asia Tenggara dan di tingkat global. Pada 16 November juga akan diselenggarakan KTT ASEAN Supreme Audit Institution dan KTT Bisnis dan Investasi ASEAN pada 16-19 November 2011. Para pemimpin ASEAN juga akan memperbaharui deklarasi mengenai masalah HIV dan AIDS serta peringatan 10 Tahun Deklarasi ASEAN.

KTT ASEAN ke-19 mendatang merupakan KTT ASEAN kedua yang diselenggarakan Indonesia setelah KTT ASEAN ke-18 di Jakarta, Mei 2011 lalu. Akan hadir Sekitar 20 pemimpin dunia di Bali untuk berpartisipasi pertama kalinya dalam KTT Asia Timur. Diantara pemimpin yang dijadwalkan akan menghadiri pertemuan puncak tersebut adalah Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama dan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev. Sekertaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon, juga direncakan hadir.

Lebih dari 2.000 wartawan dari seluruh dunia akan hadir dalam acara tersebut. Presiden AS Barack Obama sendiri rencananya akan membawa sekitar 150 wartawan Amerika untuk KTT ini. Sebelum menghadiri KTT Asia Timur, Presiden Obama juga akan menghadiri KTT ASEAN-AS pada tanggal 18 November. Sumber: http://www.aseancommunityindonesia.org/

KTT ASEAN dan KTT Asia Timur Solosi Krisis bagi Imperialis AS
Masuknya Amerika Serikat (AS) di dalam Pertemuan KTT ASEAN dan Juga KTT Asia Timut jelas akan semakin memperkuat dominasi dan memperhebat AS secara ekonomi, politik, kebudayaan dan militer di kawasan. Dalam perkembangan sekarang, AS menempatkan 70.000 personil tentara di Asia Timur dan sekitar 100.000 di Komando Pasifik (termasuk Asia Tenggara). President Barack Obama dan menteri Pertahanan AS Robert Gate telah mengindikasikan bahwa pusat grafiti bagi kepentingan AS atas keamanan dunia bergeser dari Timur Tengah dan Asia Selatan ke Asia Pasifik (menggunakan definisi Asia Pasifik termasuk India).

Imperialis AS memposisikan dirinya sebagai kekuatan global di abad ke-21 dan akan menjadi pemain utama dalam pembanguan infrastuktur keamanan di Asia Pasifik. Dengan memastikan hegemoni AS di EAS maka seluruh Asia dengan mudah berada di bawah dominasinya. Karena Asia merupakan pusat bagi investasi dan perdagangan mengingat benua ini memiliki sumber bahan mentah yang melimpah, tenaga kerja murah dan jaminan pasar yang luas. Intervensi AS di kawasan Asia memiliki peran kunci dalam menyelesaikan krisis yang sedang melanda AS dan negeri imperialis lainnya. Krisis ekonomi, keuangan dan utang yang tengah melanda AS sekarang juga menjelaskan dasar kepentingan AS yang sangat besar untuk menaklukkan Asia Timur secara kapital, perdagangan dan militer. Konsekwensi ini secara langsung akan membawa seluruh rakyat di Asia Timur dalam pusaran penderitaan akibat cengkraman imperialis AS yang semakin dalam.

KTT ASEAN dan KTT Asia Timur saat ini di selenggarakan di tengah situasi politik dunia sekarang ini semakin memanas seiring badai krisis ekonomi dunia yang akan berlangsung lama karena bangkrutnya sistem kapitalisme dalam skala global. Aksi-aksi protes dan perlawanan rakyat dunia mewarnai hari-hari dalam badai krisis sekarang ini, termasuk di dalam negeri. Keresahan umum rakyat Indonesia semakin meluas dan membesar menciptakan pertentangan yang semakin tajam antara rakyat melawan seluruh skema dan kebijakan pemerintahan SBY-Budiono.

Situasi nasional dewasa ini, masalah politik semakin memanas oleh berbagai isu sosial-ekonomi maupun politik. Tindakan-tindakan perlawanan massa rakyat yang semakin luas di hadapi dengan intimidasi, teror, kekerasan bahkan penembakan dan pembunuhan baik oleh imperialis secara langsung maupun tindasan fasis melalui tentara dan polisi di bawah pemerintah SBY. Gerakan massa tgl 20 Oktober yang menyatakan SBY gagal telah mendapatkan represi yang kejam dari polisi, selain gerakan buruh di PT Freeport dan suku bangsa minoritas di Papua yang ditembak mati oleh aparatus tentara-polisi. Tindakan perlawanan kolektif buruh PT Freeport telah mendapatkan tindasan dari perusahaan-perusahaan besar milik imperialis dan komprador (Newmont, Inco, Medco, Unilever, dsb) yang ramai-ramai menekan kepada PT Freeport Indonesia untuk tidak mengabulkan tuntutan kenaikan upah buruhnya agar tidak menjadi inspirasi bagi gerakan buruh di perusahaan-perusahaan milik imperialis lainnya.

Bahkan 4 (empat) perusahaan tambang terbesar milik imperialis tersebut juga berusaha mendesak pemerintah SBY untuk memberlakukan darurat militer di Papua untuk menindas perlawanan rakyat agar tidak semakin meluas. Dalam momen yang sama, PT Freeport juga telah menyatakan bahwa perusahaan imperialis dari AS ini telah memberikan dana sebanyak 14 juta USD kepada Polda Papua untuk biaya pengamanan areal tambang yang semakin menjelaskan Polisi Republik Indonesia sebagai aparatus imperialis secara langsung. Penambahan aparat TNI sebanyak 650 dan aparat Polri sebanyak 1009 dilakukan pada bulan Oktober 2011. Situasi ini sangat nyata dan terang menjelaskan perwujudan watak korup dan fasis yang dilakukan oleh pemerintah boneka dalam melayani kepentingan imperialis yang panik di tengah krisis. Begitu juga dengan gerakan rakyat anti korupsi terus meluas dalam skala negeri yang mencerminkan kebencian rakyat terhadap perampasan uang rakyat yang didukung oleh sistem yang korup beserta seluruh aparatus mesin birokrasi di bawah pemerintah SBY.

Sehingga pertemuan KTT ASEAN dan KTT Asia Timur plus AS dan Rusia menjadi momen penting bagi pemerintah SBY sebagai pengabdi setia Imperialis untuk berusaha mensukseskan acara tersebut agar seluruh skema dan kepentingan dari negara-negara Imperialis utamanya Imperialis AS di kawasan Asia Timur dapat berjalan dengan baik sehingga dengan demikian kepercayaan AS atas pemerintah SBY semakin kuat dan mendapatkan dukungan penuh dari Imperialis AS. Sehingga pemerintah SBY dengan dalih menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban dapat melakukan apapun untuk menghadapi kritik maupun tuntutan dari rakyat, dengan dalih tersebut pemerintah SBY bisa melakukan penangkapan, intimidasi maupun tindakan represif seperti yang mereka lakukan terhadap buruh PT Freeport yang sedang berjuang untuk menuntut kesetaraan upah, penggeledahan terhadap para mahasiswa yang berada di Jakarta, melakukan penembakan terhadap para petani yang berusaha mempertahankan tanahnya di berbagai tempat, menangkap orang-orang yang di curigai anggota teroris dan masih banyak lagi kejadian-kejadian yang mempertontonkan watak sejatinya pemerintah SBY yang fasis.

Domominasi Imperialis AS terhadap Indonesia dan negara-negara lain di kawasan Asia Timur

Di aspek ekonomi Imperialis AS, mengendalikan dan memobilisir seluruh badan ekonomi dan keuangan internasional AS maupun PBB untuk mensukseskan usahanya menghancurkan kekuatan negara lain yang menjadi pesaingnya baik dengan cara memperkuat dan mempercepat liberalisasi investasi dan keuangan, perdagangan, dan jasa dan menghancurkan seluruh aspirasi industri nasional dan landreform sejati. Bahkan dengan cara yang sama imperialis AS berusaha untuk menhancurkkan ekonomi negeri-negeri yang berkeinginan melepaskan diri dari dominasi ekonomi AS seperti Korea Utara, Iran, Venuzuela, Bolivia, Cuba dan negeri-negeri kaya sumber daya alamnya dan sedang diperintah olehh rezim nasionalis lainnya.

Tidak hanya itu, beberapa negeri jajahan dan setengah jajahan yang kaya sumber daya alam dan memiliki sumber buruh murah yang sangat besar dikonsolidasi di bawah G-20. Negeri-negeri seperti Brazil, Indonesia, China, India dipersiapkan untuk menerima beban krisis yang lebih besar di negeri imperialis di bawah “ilusi” behwa negeri-negeri tersebut akan menjadi “pengambil putusan” yang menentukan dalam ekonomi dunia; ilusi reformasi lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan seperti IMF, World Bank, UNDP; dan tawaran investasi dan utang yang menggiurkan, serta kebebasan untuk mengekspor komoditas ke pasar AS.
Di aspek politik imperialis AS terus mempertahakan dan mengembangkan kebijakan perang agresi dan mempromosikan sistem demokrasi palsu dan membentuk negara dan rezim boneka di seluruh dunia. Isu pelanggaran hak asasi manusia, isu nuklir dan perdagangan senjata, isu perdagangan obat bius dan yang lebih massif dewasa ini adalah isu terorisme oleh kalangan fundamentalis Islam digunakan secara efektif untuk menggalang negeri-negeri dan rakyat di seluruh dunia untuk mendukung perang “suci” AS untuk membela “demokrasi.”

Tujuan utama dari kebijakan AS di lapangan politik adalah, pertama, mempertahankan dan membangun negara setengah kolonial dengan sistem demokrasi palsu ala imperialis AS di seluruh belahan dunia; kedua, menjatuhkan rezim boneka yang tidak menguntungkan AS dan menggantikannya dengan yang baru melalui operasi intelijen, milter maupun gerakan rakyat seperti yang mereka lakukan terhadap Libya dewasa ini serta ketiga, ambil bagian langsung maupun tidak langsung dalam operasi milite dan miiter menghadapi gejolak perlawanan rakyat di berbagai negeri dengan menggunakan isu terorisme. Imperialis AS sangat aktif untuk melahirkan unsur pro AS secara kontinyu di seluruh negeri mulai dari para tentara dan polisi, pengusaha, intelektual, kaum profesional dan lain sebagainya.
Di aspek kebudayaan, Imperialis berusaha untuk mengkerdilkan dan menghancurkan seluruh aspek kebudayaan yang dapat membangkitkan semangat rakyat di dalam mewujudkan kemerdekaan sejati. Imperialisme AS berusaha untuk mendominasi media massa, alat komunikasi maju dan massal seperti internet, sekolah dan universitas untuk mempromosikan kebudayaan individualisme, liberalisme, anti nasional, tidak ilmiah, dan anti rakyat. Sekolah dan universitas, buku, media cetak-elektronik-internet, karya-karya sastra dan film dikendalikan dan dipergunakan untuk menyebarluaskan ide gagasannya yang anti perubahan dan mendukung kepentingan sistem kapitalisme monopoli. Dewasa ini imperialis AS sangat fokus menjadikan media komunikasi dan pendidikan sebagai sarana untuk memperdalam dominasinya di tengah massa rakyat yang luas dengan aktif menjaga dan mendesakkan regulasi dan sistem komunikasi dan pendidikan di berbagai negeri.

Rivalitas diantara negeri imperialisme berlangsung semakin sengit utamanya dalam memperebutkan sumber-sumber bahan mentah dan energi, pasar dan tenaga kerja murah. Strategi utama imperialis AS yang berusaha mempertahankan dunia secara ekonomi dan politik agar tetap berada di bawah kekuasaan tunggalnya, dengan sendirinya, melahirkan penentangan dari negeri dan kekuatan imperialis lainnya. Instabilitas ekonomi dan politik yang melanda berbagai negeri di Eropa dan Jepang tidak bisa dilepaskan dari kebijakan AS dalam menyelamatkan sistem kapitalisme monopoli dunia dengan caranya sendiri.

Negeri imperialis lainnya melihat ekonomi AS disamping menjadi sumber kapital dan pasar yang besar akan tetapi juga memberikan beban yang berat bagi ekonomi negerinya dan mengancam sistem keberlangsungan sistem kapitalisme itu sendiri. Krisis yang melanda negeri-negeri Eropa dan Jepang dewasa ini memiliki hubungan erat dengan gelombang krisis yang menimpa AS di tahun sebelumnya dan kebijakan yang ditempuh oleh imperialis untuk menyelamatkan negerinya dari krisis. Bahkan pergolakan politik dan menguatnya pertentangan yang tajam di negeri imperialis lainnya adalah implikasi langsung dari dominasi AS terhadap negeri tersebut. Akan tetapi dalam keadaan sekarang negeri-negeri tersebut tidak bisa berbuat lain kecuali menjadi bagian dari skema AS karena mereka menyadari kekuatan ekonomi dan militer AS yang sangat besar bila dibandingkan dengan yang dimiliki. Sejauh ini, pembagian dunia secara ekonomi dan politik antar negeri imperialis masih dapat dilakukan dengan jalan damai dengan jalan membuat konsesi antar negeri tersebut dan memindahkan beban terbesar ke negeri jajahan dan setengah jajahan yang tersebar di seluruh dunia di bawah pimpinan Imperialis AS.

Sehingga sangat terang dan jelas sebenarnya apa motif kepentingan AS di dalam KTT ASEAN dan KTT Asia Timur di Nusa Dua Bali nanti adalah dalam rangka untuk mengatasi beban krisis ekonomi yang semakin tajam dan memburuk di dalam negerinya dengan cara memaksakan konsep pembangunan ekonomi di Indonesia dan negara-negara lain di kawasan Asia Timur agar semakin mengukuhkan dominasinya atas Asia Timur, sehingga akan semakin memperhebat penindasan dan penghisapan rakyat Indonesia dan rakyat di negeri-negeri terbelakang lainnya akibat dari semakin intensifnya perampasan upah, perampasan kerja, perampasan tanah, perampasan uang rakyat serta perampasan seluruh sumber-sumber kekayaan alam Indonesia.

Dampaknya Terhadap Klas Buruh dan Rakyat Indonesia


KTT ASEAN dan KTT Asia Timur yang akan segera di laksanakan di Nusa Dua Bali sama sekali tidak di dasarkan pada usaha dan semangat bersama dari negara-negara di kawasan Asia Timur untuk membangun kedaulatan ekonomi bebas dari intervensi kepentingan Imperialis AS, akan tetapi justru sebaliknya, KTT ASEAN dan KTT Asia Timur di nusa Dua Bali adalah merupakan momen penting bagi Imperialis AS untuk semakin memperkuat dan memperkokoh dominasi ekonomi, politik, militer maupun kebudayaan di kawasan Asia Timur. Dan untuk Asia Timur yang berdaulat maka seluruh rakyat Indonesia dan negara-negara di Asia Timur harus berani menolak intervensi AS dan keterlibatannya di dalam KTT ASEAN dan KTT Asia Timur di Nusa Dua Bali. Karena tidak akan ada kedaulatan dan kemerdekaan sejati bagi negeri-negeri di kawasan Asia Timur jika intervensi dan dominasi Imperialisme AS masih kuat di kawasan Asia Timur.

AS merupakan pimpinan tertinggi dari negeri-negeri Imperialis kerena memiliki kekuatan kapital dan militer terbesar di dunia. Kerakusan dan kebiadaban Imperialis AS sudah dapat kita ketahui sejak Perang Dunia ke-2 hingga perang yang dikobarkan oleh AS seperti penyerangan atas Irak, Afghanistan, Mesir, Libia, dsb. Agresi ini ditujukan untuk mempertahankan dominasi AS atas negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan, mengamankan kepentingan politik-ekonomi atas negeri dan kawasan, serta menghancurkan kekuatan yang berpotensi menjadi pesaing AS.

Kini AS menghadapi persoalan baru yakni krisis hutang publik yang mengharuskan AS untuk melakukan penghisapan yang lebih besar dan keji terhadap negeri-negeri jajahan ataupun negeri setengah jajahan dan setengah feudal seperti Indonesia. Penghisapan dan penindasan ini secara umum terjadi di semua sektor rakyat yakni, buruh dengan sistem kerja kontrak, outsourcing, dan perampasan atas upah serta skema labour market flexibility. Di sektor tani semakin maraknya perampasan tanah yang ditujukan untuk ekspansi perkebunan besar, pertambangan besar dan pembangunan infrastruktur. Sektor pemuda mahasiswa yang masih menghadapi persoalan praktek komersialisasi pendidikan dan untuk sektor buruh migrant masih belum mendapatkan perlindungan sejati serta menjadi sapi perah bagi rezim boneka untuk mengeruk keuntungan melalui remitansi.

Dengan adanya momentum KTT Asia Timur yang akan dilaksanakan di Nusa Dua Bali pada pertengahan bulan November yang diikuti oleh seluruh anggota ASEAN, Jepang, China, India, Australia dan AS. Tentu keberadaan KTT Asia Timur ini harus dijadikan sarana pemblejetan rezim dengan mengkampanyekan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh klas buruh Indonesia beberapa persoalan tersebut adalah Tidak terbangunnya industri nasional yang kuat, yang disebabkan karena orientasi pembangunan industri hanya diperuntukkan perluasan area industri milik imperialis khususnya disektor pertambangan dan perkebunan skala besar baik melalui perusahaan Imperialis secara langsung maupun perusahaan yang dikelola oleh borjuasi komprador. Di pedesaan Imperialis yang berkolaborasi dengan tuan tanah lokal secara luas sudah menguasai tanah seperti perkebunanan dan sudah banyak sekali penguasaan tanah di Indonesia, sedangkan sangat sedikit sekali rakyat yang memiliki tanah. Kondisi ini telah mengakibatkan semakin banyaknya kemiskinan bagi rakyat indonesia yang disebabkan karena tanahnya terampas, hal inilah yang menyebabkan pengangguran semakin meningkat dan melemahkan posisi tawar buruh Indonesia di hadapan pengusaha.

Diperkotaan sendiri tidak ada industri nasional yang kuat, mayoritas industri di Indonesia dibangun dari investor asing, industrialisasi dibangun oleh persekongkolan antara kapitalis besar monopoli asing dengan pemerintahan boneka Imperialis yaitu tuan tanah, kapitalis komprador dan kapitalis birokrat. Praktek persengkongkolan antara Imperialis dengan tuan tanah, borjuasi komprador dan kapitalis birokrat tidak pernah bermaksud baik untuk memperkuat industri dalam negeri. Industri yang ada di Indonesia hakekatnya adalah ekspansi kapital asing untuk merebut pasar dan bahan baku yang menjadikan Indonesia sebagai pelayan atas segala kepentingan Imperialisme.

Kondisi ini dikonkretkan dengan adanya skema labour market flexibility atau dikenal dengan pasar tenaga kerja fleksibel. Kedudukan skema labour market flexibility dilakukan oleh kaki tangan di dalam negeri seperti rezim boneka bekerja sama dengan borjuasi komprador dan tuan tanah besar untuk mempermudah industri Imperialis melakukan ekspansi. Tentu salah satu penopang untuk membantu ekspansi industri Imperialis, rezim komprador menyiapkan beberapa paket kebijakan mempermudah Industri dalam mendapatkan tenaga kerja murah sebagai buruh-buruh di industri Imperialis.

Adapun berbagai skema labour market flexibility yang hingga saat ini digunakan di Indonesia yakni, sistem kerja kontrak, outsourcing (termuat dalam UU no 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan), politik dan perampasan upah murah serta pemberangusan serikat buruh. Sistem kerja kontrak dan outsourcing digunakan oleh imperialis dan borjuasi komprador untuk mendapatkan tenaga kerja murah. Tenaga kerja yang terperangkap dalam system kerja kontrak dan outsourcing ini sering kali tidak mendapatkan perlakuan yang adil dalam bentuk upah yang tidak layak, masa kerja yang tidak tetap, tidak adanya jaminan sosial seperti pesangon dan tunjangan, dan seringkali menjadi korban PHK sepihak.

Selain itu, buruh juga menjadi korban ketamakan dari borjuasi komprador dan imperialis dengan melakukan politik upah murah dan perampasan upah yang dilegalkan oleh rezim SBY-Boediono melalui peraturan tentang Pajak Penghasilan pasal 21. Dalam peraturan tersebut, bagi setiap buruh baik tetap dan kontrak mendapatkan potongan upah. Tentu, dengan adanya potongan upah yang pada hakikatnya adalah perampasan upah hanya menguntungkan pihak borjuasi komprador, rezim boneka dan imperialis.

Perjuangan buruh dalam menuntut perbaikan upah, penghentian PHK sepihak dan lain-lain melalui serikat buruh, dijawab dengan pembrangusan serikat buruh (union busting) melalui berbagai tindakan anti-demokrasi hingga ke tingkat fasis yang dibawah komando rezim SBY seperti yang dialami oleh Serikat Buruh di PT Freeport. Praktek union busting ini ditujukan untuk membungkam gerakan buruh dalam menuntut hak-hak demokratis dan sosial ekonominya. Dari semua penghisapan dan penindasan yang dirasakan oleh kaum buruh tidak lain berasal dari sistem setengah jajahan dan setengah feudal yang melayani kepentingan imperialis untuk melakukan ekspansi industrinya, mengakumulasi super profitnya dan mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia melalui kaki tangannya di Indonesia yakni rezim reaksioner yang dipimpin oleh SBY.

Di dalam agenda EAS inilah intervensi AS atas Indonesia dan negeri-negeri yang hadir akan muncul untuk memastikan di bawah dominasi AS. Tentunya kaum buruh-lah menjadi salah satu korban dari skema penghisapan yang akan dipaksakan oleh imperialis AS kepada Indonesia dan negeri-negeri lainnya dalam pertemuan Asia Timur ini.

Bersatu dan Berjuang untuk Merebut Hak-Hak Demokratis Klas Buruh dan Rakyat Indonesia

Dari pemaparan singkat di atas, sudah kita ketahui bersama bahwa penghisapan dan penindasan yang dialami oleh klas Buruh Indonesia. Penindasan dan penghisapan tersebut disebabkan oleh dominasi Imperialisme dibawah pimpinan AS yang memelihara sistem Setengah Jajahan dan setengah feodal terus berlangsung di Indonesia. Sistem SJSF ini-lah yang melahirkan klas-klas penindas seperti tuan tanah besar, borjuasi komprador, rezim boneka dan kapitalis birokrat. Klas-klas tersebut merupakan aktor di dalam negeri untuk memasifkan penghisapan kepada rakyat Indonesia dengan berbagai macam cara dan skema.

Dengan kondisi obyektif di atas maka tidak ada jalan bagi klas buruh dan rakyat Indonesia untuk menggelorakan perjuangan massa sebagai upaya rakyat dalam merebut kembali hak-hak demokratis dan hak-hak dasar hidupnya atas upah layak, kebebasan berserikat, lapangan pekerjaan yang layak, tanah untuk petani penggarap, pendidikan dan kesehatan yang murah, serta perlindungan bagi jutaan buruh migran. Upaya – upaya tersebut dapat dimanifestasikan dengan memblejeti kepentingan AS dalam KTT Asia Timur. Hal ini dikarenakan KTT Asia Timur yang dilaksanakan di Bali merupakan konsolidasi yang dilakukan oleh Imperialis AS untuk memasifkan penghisapan dan penindasan di negeri-negeri yang menghadiri KTT Asia Timur khususnya Indonesia.

Tidak ketinggalan pula kita harus membongkar kebusukan-kebusukan yang disimpan oleh rezim SBY-Boediono yang tak lain dan tak bukan adalah boneka dan hamba dari Imperialis AS. Selain itu, kita harus memperbesar perjuangan demokratis nasional yang merupakan satu-satunya jalan keluar bagi rakyat Indonesia untuk menghapuskan sistem setengah jajahan dan setengah feudal. Untuk Indonesia yang bebas, berdaulat, adil, makmur dan kuat, mari satukan barisan untuk melawan setiap langkah imperialis dan rezim kaki tangannya SBY yang merugikan rakyat Indonesia.

Untuk itu maka GSBI mengajak dan menyerukan kepada seluruh anggota; kaum buruh dan rakyat serta organisasi-organisasi rakyat untuk secara bersama-sama melancarkan Kampanye Massa (demontrasi) secara serentak pada SABTU tanggal 19 NOVEMBER 2011 mulai pukul 10.00 Wib dengan sasaran UTAMA KONJEN AMERIKA SERIKAT (AS) dan atau Pusat-pusat pemerintahan setempat. Khusus Untuk di Jakarta aksi secara serentak GSBI akan dilakukan SABTU; 10 NOVEMBER 2011 pukul 12.00 WIB sasaran KEDUTAAN BESAR AMERIKA SERIKAT (KEDUBES AS) DI JAKARTA dengan Titik Kumpul di Bundaran Hotel Indonesia (HI) mulai pukul 12.00 Wib. ##


Bangkitlah Klas Buruh dan Rakyat Indonesia yang terhisap dan tertindas!
Bersatulah Klas buruh dan Rakyat Indonesia melawan intervensi AS dan rezim SBY yang anti rakyat!
Bersatulah Klas Buruh dan Rakyat dan bangsa-bangsa di Asia Timur untuk kedaulatan Kawasan yang bebas dari intervensi imperialis AS!


Serial Propaganda; Respon Pelaksanaan KTT ASEAN dan KTT Asia Timur di Bali 16 -19 November 2011

Diterbitkan Oleh:DEWAN PIMPINAN PUSAT
GABUNGAN SERIKAT BURUH INDEPNDEN (GSBI)

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar dan jangan meninggalkan komentar spam.

emo-but-icon

Terbaru

Populer

Arsip Blog

item