GSBI Bekasi Raya Selenggarakan Diskusi Tentang Reforma Agraria Untuk Satukan Perjuangan Bersama Kaum Tani

Minggu, 18/1/2015. Selain GSBI Tangerang raya yang selenggarakan diskusi bertemakan Agraria, GSBI Bekasi raya tidak juga mau ketinggalan ...

Minggu, 18/1/2015. Selain GSBI Tangerang raya yang selenggarakan diskusi bertemakan Agraria, GSBI Bekasi raya tidak juga mau ketinggalan bertempat di balai Majlis ta’lim di daerah Cikiwul Kota Bekasi di selengarakan diskusi terbuka  bertema "Problem Pokok Agraria di Indonesia dan Perjuangan Kaum Buruh".

Diskusi ini di buka oleh Supriyanto selaku pimpinan SBME-GSBI PT KFN yang menyampaikan soal egenda diskusi tentang perjuangan kaum tani dan kaitanya dengan perjuangan kaum buruh Indonesia, dan secara khusus dalam diskusi membahas tentang masalah  dan  perjuangan yang sedang di lakukan oleh Masyarakat Desa Sukamulya, Kec.Rumpin Kab. Bogor yang sedang berkonflik dengan TNU AU yang mengklaim menguasa lahan berlebih masyarakat Rumpin.

Diskusi ini di ikuti sebanyak 46 (empat puluh enam)  orang dari pimpinan dan anggota GSBI, dan hadir juga perwakilan dari organisasi PPMI kota Bekasi.

Diskusi berjalan sangat meriah dari awal hingga akhir. Narasumber dalam diskusi sdr. Muhamad Ali dari Aliansi Reforma Agraria memaparkan bahwa soal problem pokok kaum tani dewasa ini dengan adanya monopoli dan perampasan tanah yang di lakukan oleh segelintir orang yang di gunakan untuk membagun perkebunan dan pertambangan, salah satu contoh monopoli tanah yang di lakukan oleh PT SINAR MAS GROUP tidak kurang 2,2 juta hektar lahan yang di miliki utuk perkebunan sawit dan perkebunan kayu.

Monopoli tanah telah menghacurkan pertanian sekala kecil dan mengusir petani dari tanahnya, karna perampasan tanah semakin massif terjadi mengakibatkan masyarakat kehilangan sumber pengidupanya di desa sehinga bermigrasi terpaksa ke luar negeri menjadi Buruh Migran (TKI) dan urbanisasi ke kota-kota besar yang pada perkembanganya menjadi cadangan tenaga kerja murahyang mengibatkan posisi tawar buruh  sangat rendah, sihingga tuntutan kenaikan upah mengalami hambatan lebih lanjut. Kondisi ini yang menyababkan politik upah murah dapat dijalankan dengan mulus di Indonesia.

Ali juga menjelaskan mengenai bentuk-bentuk penghisapan yang dialami oleh petani, yang pada prakteknya sangat berbeda dengan penghisapan yang dialami oleh buruh, petani mengalami penghisapan feudal dengan mengambil kelebihan produk pertanian, sehingga tuan tanah jika ingin mendapatkan keuntungan yang berlipat maka jalan yang ditempuh adalah dengan meluaskan perkebunanya. Bentuk-bentuk penghisapan yang umum terjadi adalah sewa tanah dengan berbagai macam (bagi hasil, kontak dll), selain sewa tanah juga praktek riba dengan bunga yang mencekik, upah buruh tani yang murah dan monopoli alat produksi dan sarana produksi pertanian.  Sedangkan penghisapan yang dialami oleh buruh adalah pencurian nilai lebih oleh majikan, sebagian besar waktu kerja yang dilakukan oleh buruh sebenarnya bukankah untuk buruh melainkan untuk majikannya, untuk mendapatkan upah maka jika pengusaha ingin melipat gandakan keuntungan dengan cara memperpanjang jam kerja buruh.

Purwanto salah satu peserta di akhir sesi diskusi mengyampaikan“Bahwa dirinya menyambut baik acara seperti ini dan berharap diskusi semacam ini untuk terus dilakukan dan diluaskan, ini sangat berguna untuk menambah pengetahuan agar buruh mengerti bahwa masalah kaum tani adalah sangat erat kaitannya dengan masalah buruh juga, jadi kita sebagai buruh wajib berjuang bersama kaum tani karena ini juga untuk kepentingan buruh dalam melenyapkan politik upah murah di Indonesia. (ER-SI2015).

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar dan jangan meninggalkan komentar spam.

emo-but-icon

Terbaru

Populer

Arsip Blog

item