GSBI Kota Bekasi selenggarakan diskusi Agraria, Jelang Hari Tani Nasional 2016

INFO GSBI: Bertempat di sekretariat GSBI Kota Bekasi gelar diskusi tentang agraria sebagai upaya meningkatkan teori dan kesadaran pim...


INFO GSBI: Bertempat di sekretariat GSBI Kota Bekasi gelar diskusi tentang agraria sebagai upaya meningkatkan teori dan kesadaran pimpinan dan anggota ditengah meningkatnya kekerasan dan kriminalisasi yang dilakukan TNI/Polri terhadap kaum tani akibat masifnya monopoli dan perampasan tanah yang dilakukan perusahaan. Sabtu 6/7/2016

Diskusi yang dihadiri oleh pimpinan harian serikat buruh yang SBMM-GSBI PT.Mony Saga, SBME-GSBI PT.Komponen Futaba Nusapersada serta hadir pula Pimpinan Pusat Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) sebagai narasumber.

Dalam diskusi ini mencoba mengulas seberapa erat kaitannya antara perjuangan kaum tani dengan perjuangan klas buruh. ketika klas buruh Mendukung perjuangan kaum tani untuk melawan monopoli dan perampasan tanah adalah perjuangan panjang untuk mengancurkan politik upah murah dan system kerja kontrak yang dilanggengkan ketika terus bertambahnya pengganguran akibat perampasan tanah.

Semangat kaum tani pada jaman pemerintahan Soekarno telah mampu melahirkan Undang Undang Pokok Agraria no. 5 Tahun 1960 untuk menghancurkan undang-undang agraria kolonialisme Belanda “ Agricultur Wet de Wael” tentang Hak Eigendom (hak kepemilikan), Domein Verklaring(tanah yang tidak bisa dibuktikan atas surat-surat diakuai oleh pemerintahan kolonial belanda), dan Hak Erfpacht (hak Guna Usaha) ketiga pokok tersebut sejatinya melakukan ekploitasi Sumber daya alam serta melakukan penindasan dan penghisapan kaum tani Indonesia, disitulah sejatinya diperingati sebagai Hari Tani Nasional  Atas lahirnya UUPA 1960 pada 24 September diperingati. Terang Ridwan

Dalam diskusi AGRA memaparkan sepanjang tahun 2015 saja, 89 orang ditangkap, 52 orang dikriminalisasi, 29 orang mengalami kekerasan, 3 orang ditembak. Dan Hingga Mei 2016 terjadi 44 kali tindak kekerasan di 18 profinsi dengan 58 kaum tani ditembak, 129 luka-luka, 804 orang ditangkap, 95 orang dikriminalisasikan, 10 orang meninggal akibat konflik agraria yang terjadi terutama di sektor perkebunan.

Dalam keadan seperti ini AGRA juga mengingatkan kepada seluruh klas buruh Indonesia agar tidak menganggap perjuangan klas buruh paling heroik dalam perjuangan di Negeri setengah jajahan setengah feudal yang industrinya hanyalah manufaktur, rakitan dan terbelakang,  bahwa kaum imperialis tidak hanya memiliki indutrinya di Indonesia melaikan juga mempunyai idustri di negera-negara setengah jajahan lainnya. Sehingga sehebat apapun perjuangan klas buruh di Indonesia akan tidak terlibat dalam melawan monopolidan perampasn tahan, perlawan klas buruh  akan pernah memberikan pukulan telak  ketika industry kapitalisme monopoli (Imperialis) terus mendapatkan bahan baku dari kerja kaum tani seperti pekebunan.

Dan sebagai moderator  DPP GSBI menutup diskusi dengan pernyataan sikap bersama sebagai dukungan  perjuangan kaum tani di Olak Olak Kubu Raya yang Tanahnya di rampas oleh PT Sintang Raya dan mengutuk keras tindakan polisi kubu raya yang melakukan kekerasan intimidasi bahkan sampai penangkapan terhadap kaum tani yang mempertahankan tanahnya 23 Juli 2016. Ss-inter-agus/16 


Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar dan jangan meninggalkan komentar spam.

emo-but-icon

Terbaru

Populer

Arsip Blog

item