May Day 2020 GSBI Jombang Nyekar ke Makam Marsinah

May Day 2020 GSBI Jombang Nyekar ke Makam Marsinah "Meneladani Perjuangan Marsinah Sebagai Pahlawan Buruh" Pada kesempata...


May Day 2020 GSBI Jombang Nyekar ke Makam Marsinah
"Meneladani Perjuangan Marsinah Sebagai Pahlawan Buruh"

Pada kesempatan May Day tahun 2020 ditengah seluruh daerah di Indonesia memberlakukan status darurat Covid-19. GSBI Jombang memperingatinya dengan berziarah ke makam salah satu Pahlawan Buruh "Marsinah", yang berada di Desa. Nglundo, Kec. Sukomoro, Kab. Nganjuk, Jawa Timur.

Rombongan GSBI Jombang yang berjumlah 10 (sepuluh) orang dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan berangkat dari Sekretariat GSBI Jombang kelokasi makam Marsinah sekitar pukul 13.30 wib dengan menggunakan motor dan kesemuanya menggunakan masker dan perlengkapan lengkap, sampai di lokasi pukul 14.30 wib .

Rombongan yang di Pimpin Hadi Purnomo dan Bagus Santoso ini, setibanya dilokasi ternyata tidak  bisa masuk ke area makam. Sebab area makam Marsinah ditutup oleh pemkab Nganjuk selama pandemi Covid 19 untuk kunjungan dan ziarah dan di jaga puluhan kepolisian dari Kab. Nganjuk. Walaupun melakukan loby tetap saja rombongan GSBI tidak di ijinkan masuk ke area lokasi pemakaman.

Dengan rasa kecewa, rombongan GSBI Jombang pun mengalihkan perjalanannya dengan mengunjungi Monuumen Pahlawan Buruh –Marsinah” yang lokasinya berjarak sekitar 600 meter dari area makam Marsinah.

Di monumen "Pahlawan Buruh, Marsinah" Rombongan GSBI Jombang melakukan aksi simbolik. Tepat di Monumen "Pahlawan Buruh, Marsinah" rombongan GSBI Jombang mengheningkan cipta untuk mengenang semangat juang, solidaritas antar kawan, konsintensi perjuangan, keberanian, dll yang ada di dalam Marsinah. Setelah itu rombongan GSBI Jombang menggelar poster-poster tuntutan buruh pada momentum May Day 2020 yang isinya:

1. TOLAK OMNIBUS LAW RUU CIPTA KERJA
2. HENTIKAN PHK DAN MERUMAHKAN BURUH AKIBAT COVID-19
3. TOLAK NO WORK, NO PAY AKIBAT COVID-19
4. BAYARKAN THR 100%

Kegiatan di monumen pahlawan buruh berakhir setelah M. Munadi  salah satu pengurus PTP SBPJ-GSBI PT SGS Jombang memimpin dan membacakan doa bersama.

Penting untuk diketahui oleh Generasi sekarang, siapa Marsinah

Marsinah, adalah seorang Perempuan yang lahir di Nglundo, 10 April 1969, dan meninggal pada 8 Mei 1993 pada umur 24 tahun. Marsinah seorang aktivis dan buruh pabrik yang memperjuangkan hak-hak buruh pada Jaman Pemerintahan Orde Baru, berkerja di PT. Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa Timur yang diculik dan kemudian ditemukan tewas pada 8 Mei 1993 setelah menghilang selama tiga hari.  Mayatnya ditemukan di hutan di dusun Jegong, desa Wilangan dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat.

Dua orang yang terlibat dalam otopsi pertama dan kedua jenazah Marsinah, Haryono (pegawai kamar jenazah RSUD Nganjuk) dan Prof. Dr. Haroen Atmodirono (Kepala Bagian Forensik RSUD Dr. Soetomo Surabaya), menyimpulkan, Marsinah tewas akibat penganiayaan berat.

Marsinah memperoleh Penghargaan Yap Thiam Hien pada tahun yang sama.

Kasus dan Peristiwa Marsinah menjadi catatan Organisasi Buruh Internasional (ILO), dikenal sebagai kasus 1773.

Bahkan cerita tentang Marsinah juga di filmkan dengan sutradara Selamet Rahardjo, yang mana film ini pada pemutaran pertamanya sempat tertunda karena diminta oleh Menteri Tenaga Kerja Jacob Nuwa Wea untuk di tunda dan menjadi kontroversi pada waktu itu.

Nama Marsinah juga dipakai menjadi nama album oleh seniman keroncong surabaya Mus Mulyadi. Nama Marsinah juga jadi Judul lagu oleh band Punk dari jakarta Marjinal dan beberapa group kesenian lainnya, sebagai bentuk penghormatannnya kepada Marsinah. (bs-jt2020]#.

Di tulis oleh, Bagus Santoso/ GSBI Jombang

x

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar dan jangan meninggalkan komentar spam.

emo-but-icon

Terbaru

Populer

Arsip Blog

item