Nasakah Pidato Politik Ketua Umum GSBI dalam Acara Konferensi Rakyat Indonesia untuk Menentang UN-Food System Summit (UN-FSS) tentang Sistem Pangan Dunia

INFO GSBI-Jakarta. Dengan Tema “Mobilisasi Seluruh Rakyat untuk Land Reform Sejati, Mobilisasi Kaum Tani untuk Produksi Pangan yang Cukup d...


INFO GSBI-Jakarta.
Dengan Tema “Mobilisasi Seluruh Rakyat untuk Land Reform Sejati, Mobilisasi Kaum Tani untuk Produksi Pangan yang Cukup dan Sehat untuk Keperluan Bangsa dan Rakyat Sendiri, Ciptakan Industri Nasional Pangan Tanpa Dominasi Imperialisme!” pada Rabu 22 September 2021 mulai pukul 13.45 sd 17.00 Wib di gelar Konferensi Rakyat Indonesia secara Virtual untuk menentang UN-Food System Summit (UN-FSS) tentang Sistem Pangan Dunia. Konferensi ini dihadiri oleh kaum tani, klas buruh, perempuan, pemuda, mahasiswa, buruh migran, akademisi, pejuang hak asasi manusia dan lingkungan hidup.

Kegiatan Konferensi Rakyat Indonesia merupakan bagian dari Global People’s Summit (GPS) atau Konferensi Rakyat Dunia atas KTT PBB tentang sistem pangan Dunia atau UN – Food System Summit (UN-FSS) yang akan dilaksanakan pada 23 September 2021.

Kegiatan Konferensi Rakyat Indonesia menentangg sistem Pangan Dunai ini kegiatannya di isi berupa dialog antar Pimpinan Ormas, Akademisi, dan Intelektual. Kemudian, orasi politik, penampilan budaya (tari, teaterikal, musik, video aksi), presentasi produksi pertanian pangan, dan diakhiri dengan perumusan tuntutan dan rekomendasi.

Dan salah satu pengisi kegiatan ini adalah Rudi HB Daman Ketua Umum GSBI, yang memberikan orasi atau pidato politiknya.

Berikut ini adalah naskah lengkapi orasi /pidato politik Ketua Umum GSBI dalam acara Konferensi Rakyat Indonesia secara Virtual untuk menentang UN-Food System Summit (UN-FSS) tentang Sistem Pangan Dunia.

===

Assalamualaikum WrWb

Selamat Sore, Salam Sejahtera untuk kita semua

Salam Demokrasi Nasional!

 

Yang saya hormati seluruh pimpinan organisasi massa demokratis nasional; panitia penyelenggaran kegiatan Konferensi Rakyat Indonesia untuk menentang UN-Food System Summit (UN-FSS) tentang Sistem Pangan Dunia; Para pembicara, pengisi acara, Kawan-kawan seperjuangan serta hadirin yang yang hadir dalam acara ini.

Saya RUDI HB DAMAN Ketua Umum Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI), mewakili segenap pimpinan dan anggota GSBI mengucapkan selamat atas terselenggaranya Konferensi Rakyat Indonesia sebagai bagian dari Global People’s Summit (GPS) untuk menentang UN-Food System Summit (UN-FSS) tentang Sistem Pangan Dunia. Untuk itu Saya menyampaikan salut kepada seluruh klas buruh dan kaum tani bersama jutaan rakyat yang senantiasa berjuang untuk mewujudkan Land Reform Sejati di Indonesia.

Selanjut, terimakasih kepada penyelenggara yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk hadir dan memberikan orasi politik, berbagai pengalaman dalam kegiatan yang baik ini.

Untuk itu pidato atau orasi singkat saya ini, saya kasih judul “Klas Buruh Bangkit Berjuang Bersama Kaum Tani untuk Wujudkan Industri Nasional yang Maju dan Modern Berbasiskan Pada Kemenangan Land Reform Sejati”.

Hadirin yang saya hormati, ijinkan saya terlebih dahulu menyampaikan kondisi kaum buruh Indonesia saat ini. Kaum buruh Indoensia hidup dalam masalah industrial setengah jajahan setengah feodal. Kaum tani menderita karena penghisapan produk lebih (surplus product) dari sewa tanah dan peribaan dalam sistem pertanian terbelakang setengah feudal. Mereka memproduksi komoditas pangan dan bahan mentah untuk ekspor dan melayani industri perusahaan borjuasi besar kompardor dan tuan tanah besar. Monopoli tanah menjadi basis sosial untuk menghasilkan produk berlimpah dari produksi kaum tani di pedesaan. Hasil produski tersebut menjadi bahan mentah untuk produksi dalam manufaktur terbelakang yang menghisap nilai lebih (surplus value) dari klas buruh. Semua ini adalah kondisi objektif bagi klas buruh untuk bersekutu dengan kaum tani dalam memenangkan land reform sejati.

Penanganan pandemi covid-19 memberikan dampak yang semakin buruk bagi rakyat. Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang di cetuskan rezim Jokowi hanya mengutamakan perlindungan kepentingan imperialis dan tuan tanah besar. Kebijakan ini juga memanfaatkan situasi pandemi untuk menyelamatkan klik berkuasa di bawah Pemerintahan Jokowi. Penderitaan dan tuntutan kaum tani, klas buruh, perempuan, pemuda dan jutaan rakyat dijawab secara serampangan dengan menerapkan PSBB, dan terkni dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).  

Pandemic Covid-19 diolah sedemikian rupa untuk menutupi persoalan fundamental rakyat. Semua penyelesaian masalah rakyat diabaikan. Tidak ada lagi yang lebih krusial dibahas oleh pemerintah selain Covid-19.

Penghisapan di pabrik dan pedesaan, kemiskinan, ketimpangan, kelaparan, berbagai jenis penyakit, pengangguran, dan putus sekolah yang tak bisa diselesaikan sebelum pandemic seolah bisa dijawab dengan kebijakan penanganan Covid-19 saat ini. Kenyataannya, korban Covid-19, penyebaran pandemic, dan penderitaan rakyat tidak dapat diselesaikan.

Atas situasi itu, sebagian buruh terpaksa kehilangan pekerjaan dan upah karena sistem shifting, isolasi mandiri, alasan kewajiban vaksinasi, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak. Berdasarkan data GSBI, dari awal tahun 2021 hingga sekarang tercatat lebih dari 11.000 buruh di-PHK (berdasarkan sebaran pabrik yang terdapat serikat buruh anggota GSBI) dan secara nasional diperkirakan mencapai angka 2,1 jt buruh kehilangan pekerjaannya (PHK).

Semuanya dilaksanakan tanpa jaminan upah, pangan, kesehatan, pendidikan, dan komunikasi bagi buruh dan keluarganya. Sebagian lagi, buruh yang terus dipaksa bekerja dengan beban semakin berlipat. Karena, pengurangan jumlah tenaga kerja diiringi dengan target produksi yang tetap tinggi di pabrik, seperti sebelum ada pengurangan tenaga kerja. Beban dan jam kerja bertambah, sedangkan upah dipangkas dengan alasan stabilitas produksi dan mempertahankan marjin keuntungan selama pandemic. Sehingga, tak bisa ditutupi lagi, penerapan PPKM darurat menyebabkan pencurian nilai lebih dari klas buruh lebih dalam dan brutal. Sedangkan, imperialis, borjuasi besar komparador, dan tuan tanah tetap mengakumulasi kapital. Mereka bisa selamat karena penghisapan nilai lebih tanpa henti dari klas buruh dengan memanfaatkan situasi pandemic dengan baik.

Kaum pekerja yang miskin bahkan para pengangguran yang sudah sejak lama tidak bisa hidup dengan pekerjaan layak, terpaksa mencukupi keperluan hidup dari apa yang disebut sebagai “jaminan atau bantuan sosial”, kini harus ikut-ikutan membayar pemeriksaan kesehatan, membeli dan menggunakan masker ke mana-mana. Satu bangsa harus gotong-royong menanggung utang baru membeli vaksin dari perusahaan farmasi monopoli dunia yang dengan obat dan suplemen makananannya terus memproduksi penyakit baru yang lebih berbahaya bagi klas buruh yang memproduksinya dan kaum tani yang menyediakan bahan mentah bagi obatnya.

Klas buruh merupakan 20% dari populasi rakyat Indonesia yang hidup di perkotaan tidak pernah mendapatkan hak bekerja dalam industri maju dan modern. Karena yang ada hanya manufaktur pengolahan setengah jadi untuk kepentingan ekspor murah. Industri di Indonesia tetap mengandalkan teknologi rakitan dan terbelakang. Upah yang rendah dan terus defisit hanya untuk menyambung hidup seadanya. Klas buruh harus menyadari bahwa masalah industrial ini karena sistem pertanian terbelakang berbasiskan monopoli tanah di pedesaan masih dipertahankan. Jauh sebelum Pandemi Covid-19, klas buruh dan rakyat Indonesia telah lebih lama menderita pandemi kemiskinan dan kelaparan.

GSBI menyadari betul kebutuhan gerakan demokratis terhadap serikat buruh yang militan dan demokratis, serikat buruh sejati. Dengan serikat buruh sejati, sumbangan kaum buruh untuk memenangkan land reform sejati untuk pemebebasan kaum tani tidak hanya sebatas ide atau di atas kertas semata. Perjuangan tersebut adalah syarat bagi pembebasan kaum buruh.

Maka dalam pandangan dan keyakinan saya, Perjuangan memenangkan land reform sejati adalah kepentingan nyata kaum buruh yang tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan kaum tani semata. Berbagai jalan, berbagai bentuk sokongan untuk memenangkan land reform sejati, termasuk dengan aksi massa memerosotkan kekuatan imperialis dan borjuasi besar komprador yang merangkap tuan tanah besar adalah sumbangan penting dan peranan tidak tergantikan dari kaum buruh.

Untuk itu, menjadi keharusan bagi Kita untuk memiliki serikat buruh sejati yang kuat sebagai jaminan perjuangan klas yang berkelanjutan. Sebag Keinginan klas buruh untuk membangun industri nasionalnya hanya bisa lahir jika berbasiskan dengan kemenangan Land Reform Sejati. Klas buruh harus lebih dulu membebaskan kaum tani, sebab kepentingan atas industri yang maju dan modern tidak hanya bagi klas buruh, tetapi terutama juga bagi kemajuan kaum tani.

Yakinlah, dengan perubahan sistem sosial tersebut, maka industri nasional akan mampu dan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan rakyat, termasuk memastikan ketersediaan pangan yang berkualitas, cukup dan murah bagi rakyat.

Dalam menentang UN Food System Summit 2021, GSBI berkomitmen untuk terus memobilisasi kaum buruh untuk berjuang bersama kaum tani untuk melaksanakan Land Reform Sejati, membangun industri nasional untuk mewujudkan sistem pangan yang adil untuk kebutuhan rakyat.

Demikianlah pidato atau orasi politik singkat ini saya sampaikan.

Jayalah Klas Buruh!

Jayalah Kaum Tani!

 

Wasalamualaikum WrWb

Salam Demokrasi Nasional !!

 

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar dan jangan meninggalkan komentar spam.

emo-but-icon

Terbaru

Populer

Arsip Blog

item